Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melukis dengan Kaki, Lukman Hakim Sudah Hasilkan Puluhan Karya

Kompas.com - 24/07/2016, 15:36 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Seorang lelaki menggunakan baju hitam lengan panjang terlihat mencampur warna di pelet untuk persiapan melukis. Tidak seperti pelukis pada umumnya, lelaki yang bernama Lukman Hakim (24) tersebut melukis menggunakan kaki karena kedua tangannya tidak berfungsi normal.

Kepada Kompas.com  Minggu (24/7/2016), lelaki lajang tersebut bercerita memulai melukis sejak masih berusia TK.

"Ya pakai kaki saja karena tangan saya bagian lengan hingga jari mengecil jadi susah. Dulu suka lihat kartun terus niru-niru melukis," ucap Lukman.

Untuk kegiatan sehari hari pun seperti menulis dan menyisir rambut, Lukman juga menggunakan kakinya.

Lelaki asal Desa Singolatren, Wijenan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi tersebut bercerita saat kelas dua SD pernah mengikuti lomba melukis dan hasil lukisannya dikirim ke Jepang.

"Waktu itu saya ingat melukis pemandangan gunung dan mewakili SDN Singolatren tapi sekarang enggak tahu gimana nasib lukisannya," katanya.

Kemampuan melukis Lukman pun semakin terasah.  Dia pernah menjuarai lomba melukis kaligrafi untuk santri di Banyuwangi.

Namun, saat SMA Lukman sempat vakum melukis karena harga peralatannya cukup mahal. Dia kembali tertarik menekuni dunia melukis setelah dia melihat pameran lukisan dan mendapatkan katalog dan alamat pelukis di Banyuwangi. 

Lukman diarahkan untuk bergabung di Galeri Banyumili, Kecamatan Songgon hingga sekarang. Di sanggar lukis yang berada di depan Pasar Songgon tersebut, Lukman mulai kembali melukis termasuk mempelajari komposisi warna.

Saat ini dengan kakinya, Lukman sudah menghasilkan puluhan karya lukisan mulai dari pemandangan, replika foto, figur, serta jenis realis dan surealis.

Lukman ikut pameran lukisan dan patung di Gedung Wanita Pramitha, pada 9-16 Desember 2013 dengan tema Layar-layar Belambangan dengan lukisan surealis yang berjudul “Instrumen Kekuasaan”.

Pada tahun 2015 dia kembali ikut pameran dengan judul lukisan "Dinamika Mantra Blambangan’. “Enggak nyangka dulu cuma ngeliat sekarang bisa ikut pameran. Ada yang sempat beli dari warga Malaysia saat hasil saya unggah di medsos. Lukisannya Affandi," jelasnya.

Saat ini Lukman terus melukis tema-tema humaniora dan seni budaya, sambil menerima pesanan orang-orang yang ingin dilukis. "Untuk harganya saya sesuaikan dengan tingkat kesulitan, biaya perlengkapan, dan luas lukisan. Tapi paling mentok ya Rp 900.000," ungkapnya.

Saat ini, ia mengaku punya mimpi untuk menggelar pameran tunggal. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya punya kelebihan.

"Saat masih kecil saya sudah beda dibandingkan teman teman lainnya. Pingin banget menyelenggarakan pameran. Ini masih ngumpulin lukisan yang banyak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com