Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamburkan Uang Rp 100.000 dalam Pesta Adat, Bupati Buton Dikritik

Kompas.com - 21/07/2016, 11:55 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BUTON, KOMPAS.com – Dinilai menghamburkan uang dalam pesta adat, Bupati Buton Umar Samiun dikritik sebagian warga Desa Wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Umar yang juga calon incumbent ini menghamburkan uang pecahan Rp 100.000 kepada warga yang sedang menonton pelaksanaan pesta adat.

“Kami mengecam tindakan menghamburkan uang dalam pesta adat ini. Tindakan menghamburkan uang tersebut sama saja menciderai pelaksanaan adat masyarakat wabula,” kata seorang warga Wabula, Arifin, Kamis (21/7/2016).

Menurut dia, dalam pesta adat Wabula terdapat tarian Pajoge atau kegembiraan yang juga terdapat saweran dari lelaki yang memberikan uang kepada penari wanita. Uang tersebut diberikan dalam amplop dengan nilai uang yang tidak menentu.

Umar menghadiri acara tahunan pesta adat Wabula, Rabu (20/7/2016). Dalam pesta adat tersebut, Umar juga mengikuti menari Pajoge bersama dengan para tokoh adat lainnya. Saat menari Pajoge, Umar yang saat ini mencalonkan diri kembali dalam pilkada tahun depan, memberikan uang pecahan Rp 100.000 kepada beberapa penari wanita.

Para warga yang menyaksikan berteriak memberikan semangat. Setelah menari, Umar yang juga kini menjadi Dewan Pimpinan Wilayah Partai PAN Sulawesi Tenggara, kembali berjalan sambil menggenggam sejumlah uang pecahan Rp 100.000.

Uang tersebut lalu diberikan satu persatu kepada para tokoh adat masyarakat Wabula yang sedang duduk melingkar. Setelah memberikan uang kepada tokoh adat, sisa uang di tangan kirinya langsung dihamburkannya ke arah warga yang berteriak kepadanya.

Sontak para warga yang menonton langsung berebutan dan hampir menginjak para tokoh adat yang sedang duduk.

“Ada supaya lebih terhormat, masyarakat Wabula dalam memberikan pasali langsung kepada pasangan menarinya, bukan dihambur begitu saja seperti (kepada) ayam. Jangan samakan Wabula dengan tempat lain, kami di sini lebih kepada penghormatan sesuai adat dan budaya, bukan gila uang.” ujar seorang warga lain, Erick Wabula.

Sementara itu, Umar mengaku, dirinya tak punya niat untuk merusak budaya dan adat istiadat masyarakat Wabula.

“Ah itu hanya spontanitas saja,” ucapnya.

Dia juga menolak disebut menghamburkan uang merupakan bagian dari mencari suara dalam proses Pilkada tahun depan.

“Ini tidak ada kaitannya dengan politik. Tidak ada kaitannya,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com