Pengantar Redaksi: Sosok "Rika Endang Triyani, Dongeng untuk Menanam Kebaikan" (Kompas, Kamis, 2 Juni 2016) terpilih sebagai Sosok Bulan Juni 2016 berdasarkan suara pembaca harian Kompas. Rika memperoleh skor total 1.202, mengungguli 22 sosok lain. Tulisan lengkap terkait sosok tersebut bisa disimak di bawah ini:
Hampir 20 tahun Rika Endang Triyani (38) setia mendongeng. Demi kelancaran menuturkan cerita pada anak-anak, dia bahkan rela berhenti bekerja kantoran. Tujuannya agar anak-anak dapat menyerap nilai-nilai kebaikan lewat kisah-kisah menarik, tanpa merasa digurui.
Pada Minggu akhir Mei lalu, di satu hotel di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rika tampil mendongeng. Ceritanya tentang sepasang sahabat, Sandy dan Happy. Tuturan perempuan itu bak mantra yang menyihir. Sekitar 500 anak khusyuk menyimak dan terus menatap panggung.
”Wah, es krim Sandy jatuh. Untung, Happy sahabat yang baik. Dia kasih es krimnya separuh untuk Sandy. Happy dan Sandy pun bermain lagi dengan gembira,” tutur Rika. Dongeng itu diakhiri dengan tepuk tangan anak-anak yang bergemuruh.
Hampir setiap Minggu, Rika selalu menyempatkan diri untuk mendongeng. Anak-anak yang terbaring di rumah sakit, tempat pengungsian banjir, sekolah, panti asuhan, perpustakaan, mal, dan hotel dihibur dengan dongeng. Tak jarang dia mendongeng secara cuma-cuma.
”Kalau pengundang punya budget (anggaran), ya, ada tarifnya. Tetapi, untuk tujuan sosial, saya sering mendongeng dengan sukarela,” ujarnya.
Hasrat Rika meriwayatkan kisah-kisah kebajikan didasari keprihatinan lantaran masih sedikitnya pendongeng di Indonesia. Sedihnya lagi, sebagian pendongeng yang ada lebih mengandalkan boneka keren, kostum mewah, atau sistem suara fantastis.
”Kekuatan ceritanya kurang ditonjolkan. Padahal, anak-anak butuh cerita yang bermakna. Jika bisa seperti itu, ingatan anak-anak pasti lebih panjang,” ucapnya.
Demi mendongeng
Selama mendongeng, Rika tak peduli berapa jumlah anak yang menjadi penonton. Sesedikit apa pun anak yang datang, dia akan menjalankan tanggung jawab sebagai pendongeng sebaik mungkin.
”Akan tetapi, semua baik-baik saja,” katanya. Bagaimanapun anak-anak itu sudah datang dan harus dihargai. Kegundahan Rika terobati saat menyaksikan mereka gembira mendengarkan dongeng.
”Mau satu, 10, atau 500 anak, perlakuan harus tetap sama. Tujuan mendongeng adalah membuat anak bahagia. Dongeng juga cara mudah untuk anak-anak memahami kebaikan,” katanya.
Untuk mendongeng, Rika melanglang ke beberapa provinsi, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, dan Maluku. Kebebasan waktu untuk mendongeng membuat Rika bersikukuh tak mau bekerja di kantor. Untuk menopang kebutuhan sehari-hari, dia menjalankan bisnis kosmetik kecil-kecilan.
Rika sebenarnya pernah bekerja di kantor. Namun, posisi formal itu sempat menyulitkan dia dalam menjalani profesi sebagai pendongeng., terutama soal waktu yang berbenturan antara tugas sebagai karyawan dan panggilan mendongeng.