Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terganggu karena Polusi, Warga Desak PLN Pindahkan Mesin Pembangkit Listrik

Kompas.com - 13/07/2016, 14:42 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Warga Tehoru, Kecamatan Teluti, Kabupaten Maluku Tengah meminta PT PLN wilayah Maluku dan Maluku Utara agar memindahkan pembangkit listrik yang beroperasi di tengah-tengah pemukiman warga di kecamatan tersebut.

Warga mengaku resah karena keberadaan mesin pembangit yang beroperasi di areal kantor PLN sub ranting Tehoru tersebut sangat mengganggu dan selalu membawa polusi bagi penduduk di kecamatan itu.

Salah satu tokoh masyarakat setempat, P Samalehu, mengungkapkan, keberadaan mesin pembangkit listrik di kantor sub ranting Tehoru selama ini beroperasi di tengah-tengah kawasan penduduk sehingga sangat menggu masyarakat.

“Soalnya bunyi mesin sangat mengganggu warga, anak-anak tidak bisa belajar, warga juga tidak bisa beribadah dengan baik,” keluhnya, Rabu (13/7/2016).

Selain bunyi mesin yang sangat menggangu, Samalehu mengaku, pipa pembuangan asap juga tidak dipasang ke udara dan malah membengkok ke pemukiman warga sehingga sangat mengganggu udara di kawasan tersebut.

Tak hanya itu, limbah dari mesin pembangkit itu juga selama ini langsung dibuang ke selokan sehingga sangat mengotori lingkungan sekitar.

”Limbah pembuangan dibuang begitu saja ke dalam got. Jadi memang selain polusi udara, juga ada pencemaran lingkungan,” tuturnya.

Mereka meminta pihak PLN wilayah Maluku-Maluku Utara dapat segera memprogramkan relokasi kantor PLN sub ranting Tehoru bersama dengan mesin pembangkit listrik yang ada di kawasan tersebut ke tempat yang lebih aman.

“Karena selama ini warga selalu menjadi korban polusi udara dan pencemaran lingkungan dari keberadaan mesin pembangit di sana,” katanya.

Dia juga mengaku, keberadaan mesin pembangkit dan kantor PLN di kecamatan itu perlu dievaluasi karena selain sangat mengganggu juga karena kantor PLN tersebut sudah tidak layak lagi. Kantor dan mesin pembangkit tersebut berada di lahan sangat sempit di tengah pemukiman warga.

“Bayangkan saja luasnya hanya 30 x 15 meter, lagi pula sudah sekitar 30 tahun lamanya mesin pembangkit ini beroperasi jadi memang warga sangat resah sekali,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com