Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balon Udara Ancam Keselamatan

Kompas.com - 11/07/2016, 16:01 WIB

SLEMAN, KOMPAS — Petugas Air Traffic Control Bandara Pangkalan Udara Adisutjipto, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (9/7/2016), melaporkan adanya gangguan terhadap tiga penerbangan akibat balon udara yang diterbangkan tanpa awak.

Meskipun tak menimbulkan insiden, penerbangan balon di kawasan udara Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah, tersebut dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Adisutjipto Kolonel (Pnb) Indan Gilang Buldansyah mengatakan, gangguan pada Sabtu tersebut dialami oleh, pertama, pesawat Citylink dengan nomor penerbangan CTV-100 rute Jakarta-Yogyakarta di atas daerah Godean, Sleman, pada ketinggian 2.743,2 meter.

Kedua, pesawat Citilink dengan nomor penerbangan CTV-105 rute Yogyakarta-Jakarta pada ketinggian 5.181,6 meter. Ketiga, pesawat Wings Air dengan rute penerbangan Solo- Surabaya pada ketinggian 2.438,4 meter di atas kawasan utara Kota Solo.

(Baca juga: Pesawat AirAsia Rute Yogyakarta-Kualanamu Hampir Tabrak Balon Udara)

Balon-balon yang diperkirakan diterbangkan dari kawasan Kebumen dan Cilacap, Jateng, tersebut mendekati pesawat hingga jarak sekitar 100 meter sehingga pilot harus melakukan manuver untuk menghindar. Pada 6-8 Juli lalu, ATC Bandara Lanud Adisutjipto juga menerima laporan gangguan akibat balon udara pada 12 penerbangan.

Berdasarkan materi sosialisasi tentang dampak balon udara tanpa awak pada penerbangan yang dirilis oleh Kepala Subseksi Pengaturan Lalu Lintas Udara Lanud Adisutjipto Mayor (Lek) Eka Yawendra, balon udara yang dibuat masyarakat biasanya berdiameter 2 meter dengan tinggi bisa lebih dari 5 meter.

Penerbangan balon tersebut sudah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat saat merayakan hari raya Idul Fitri ataupun untuk menyemarakkan berbagai perayaan lainnya.

Balon tersebut jika tersedot ke mesin pesawat dapat menyebabkan ledakan yang mengakibatkan kecelakaan fatal.

Selain itu, jika balon menyangkut di area sayap dan ekor pesawat, dapat menyebabkan pesawat kehilangan kendali. Pesawat juga dapat kehilangan informasi akurat tentang ketinggian dan kecepatan jika balon udara menutupi peranti pitot tube dan pitot static hole pada hidung pesawat.

Ketika dihubungi, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Adisutjipto Mayor (Sus) Giyanto mengatakan, pihak Lanud Adisutjipto segera berkoordinasi dengan jajaran kodim dan kepolisian di wilayah Jateng dan DIY untuk mencegah gangguan serupa terulang.

"Selain itu, perlu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat," katanya. (DRA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Juli 2016, di halaman 22 dengan judul "Balon Udara Ancam Keselamatan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com