Danramil Tewas Tertembak, Senjata Digunakan di Luar Tugas

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura, Kolonel ARH Muhamad Hasyim Lalhakim, mengaku bahwa peristiwa tewasnya Danramil Piru Kabupaten Seram Bagian Barat yang tertembak saat berburu di hutan Desa Wakal Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Minggu (10/7/2016) petang, menjadi pelajaran.

Dia mengakui bahwa insiden tersebut merupakan musibah sehingga seluruh anggota TNI di jajaran Kodam Pattimura hendaknya dapat mengambil hikmah dari kejadian itu sehingga kedepan lebih hati-hati dan waspada dalam menggunakan senjata.

“Ini ada hikmahnya, musibah ini untuk kami introspeksi diri dan diharapkan ini kejadian pertama dan terakhir ke depan kami akan lebih intensif terhadap pengawasan penggunaan senjata api,” ungkapnya, Senin (11/7/2017).

Dia menegaskan bahwa pengawasan terhadap penggunaan senjata oleh anggota TNI selama ini sangat ketat.

“Kalau pengawasan penggunaan senjata api oleh anggota selama ini sangat ketat, itu memang sudah aturannya,” kata Hasyim.

(Baca juga: Danramil Tewas Tertembak Senjata Organik SS1 Saat Berburu)

Namun, dia menilai bahwa korban telah lalai sehingga mengakibatkan terjadinya insiden berdarah tersebut. Kelalaian korban lantaran menggunakan senjata milik TNI di luar kepentingan penugasan.

“Ini juga pembelajaran bagi kita semua khususnya buat kodam sendiri bahawa kedepan lebih ketat lagi dalam hal pengawasan senjata,” ujar Hasyim.

Sebelumnya diberitakan, Danramil Piru Kapten HP tewas tertembak peluru nyasar saat berburu di hutan desa Wakal pada Minggu petang. Korban tewas setelah dua butir peluru mengena tubuhnya. Dia tertembak oleh senjata yang saat itu dipegang keponakannya sendiri.

Saat ini, semua senjata yang digunakan korban dan kedua keponakannya itu telah diamankan Pomdam XVI Pattimura. Korban sendiri dilarikan ke rumah sakit dr Latumeten Ambon setelah PS melaporkan kejadian itu kepada anak korban dan selanjutnya dilaporkan ke aparat setempat.

(Baca juga: Berburu di Hutan, Danramil Tewas Tertembak )