Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Kematian Mahasiswi di Kapal Feri, Ini Penjelasan ASDP Kupang

Kompas.com - 09/07/2016, 11:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kematian tragis seorang mahasiswi penderita asma di Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Inerie II dalam pelayaran di Nusa Tenggara Timur ditanggapi pihak operator kapal feri tersebut.

Kepala PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Fery Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Arnoldus Yansen, Sabtu (9/7/2016), mengaku, di KMP Inerie II tersedia obat-obatan untuk penanganan medis.

Meski demikian, Arnoldus mengatakan, di dalam kapal feri tersebut tidak tersedia obat khusus untuk penderita asma.

Arnoldus menyampaikan hal itu kepada Kompas.com menyusul meninggalnya Irnawati Rambu Kahi (19), seorang mahasiswa yang diduga penderita asma akut, di KMP Inerie II. 

Di KMP Inerie II, kata Arnoldus, seperti semua kapal feri milik ASDP, memang tidak tersedia dokter atau pun tenaga perawat, karena sudah ada perwira kapal yang khusus menangani penumpang yang menderita sakit.

Menurut Arnoldus, setiap kapal ASDP, ada tiga sampai empat orang perwira yang memang khusus menangani pertolongan pertama jika ada penumpang yang sakit.

Para perwira itu sekolah selama tiga bulan dan mendapat sertifikat kesehatan internasional.

"Mereka juga akan mengumumkan kepada para penumpang, jika ada yang berprofesi sebagai dokter atau perawat, untuk membantu melakukan penanganan medis bersama," kata Arnoldus.

Terkait meninggalnya Irnawati, Arnoldus mengaku sudah ditangani pihak asuransi yang langsung bertemu keluarganya di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur di Pulau Sumba.

"Kemarin (Jumat, 8/7/2016) pihak asuransi sudah menyerahkan uang santunan sebesar Rp 24 juta dan juga uang pemakaman Rp 2 juta kepada keluarga Irnawati," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Irnawati, mahasiswi  semester dua Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, NTT, meninggal di dalam KMP Inerie II.

Salah seorang saksi mata, Agus Baja, kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2016) malam mengatakan, mahasiswi asal Kecamatan Melolo, Sumba Timur, itu meninggal dalam pelayaran dari Aimere menuju Waingapu.

"Dia (Irnawati) meninggal pada Kamis (7/72016) sekitar pukul 24.00 Wita dan jenasahnya sudah dijemput keluarga dengan menggunakan ambulans begitu kapal Inerie II bersandar di Pelabuhan Waingapu sekitar pukul 17.30 Wita," jelas Agus.

Menurut Agus, Irnawati bersama seorang adiknya berlayar dari Kupang kembali ke kampung halamannya di Sumba Timur selain untuk libur. Juga untuk berobat karena Irnawati diduga kuat menderita asma akut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com