Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Malaysia Terpikat Kain Tenun Songket Sambas

Kompas.com - 04/07/2016, 06:32 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

KUCHING, KOMPAS.com - Popularitas kain tenun songket khas Melayu dari Kabupaten Sambas menembus pasar Malaysia. Kain tenun dengan balutan benang emas ini memikat dan paling dicari warga, khususnya di Kuching, Sarawak.

Dalam Festival Produk Indonesia 2016 yang diselenggarakan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Kuching, kain tenun songket ini memiliki peminat yang cukup tinggi.

Bahkan, dalam sepekan pertama festival, omzet penjualan menembus angka 8.000 Ringgit Malaysia (RM) atau setara dengan Rp 25,6 juta.

Festival tersebut diselenggarakan sejak tanggal 8 Juni 2016 yang lalu dan berlangsung selama 25 hari hingga berakhir pada 3 Juli 2016. Pelaksana Fungsi Ekonomi KJRI Kuching, Henny Mulyani menjelaskan, hasil kerajinan tangan kain tenun songket Sambas merupakan produk yang paling laris.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari 850 RM (setara Rp 2,7 juta) hingga 3.000 RM (setara Rp.9 juta).

"Orang Kuching di sini sangat tertarik meskipun harga terbilang mahal," ujar Henny, Sabtu (2/7/2016) seusai penutupan rangkaian kegiatan festival di Vivacity Mall, Kuching, Sarawak, Malaysia.

Meski di Malaysia juga memiliki kain tenun songket, namun sepertinya tenun yang berasal dari Sambas lebih diminati karena coraknya yang beragam.

Tak hanya diminati, salah satu lapak yang menjual kain ini juga bahkan mendapat tawaran membuka stand di kawasan Indian Street di Kuching.

Dayang, misalnya. Pemilik Dayang Collection yang menyediakan tenun Sambas ini meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah dalam kegiatan tersebut. Ia juga mendapat pesanan untuk dikirim ke Kuala Lumpur.

Festival tersebut diikuti lebih dar sepuluh peserta yang merupakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang berasal dari sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat. Selama perhelatan berlangsung, total omzet yang diraih para pedagang ini mencapai 100.000 RM atau sekitar Rp 320 juta.

Selain kain tenun, kuliner khas Pontianak yaitu aloevera (lidah buaya) juga mendapat sambutan positif dari pengunjung. Dalam sepekan pertama, ratusan dus stok aloevera yang dibawa pedagang langsung ludes terjual. Meski secara umum produk yang dipamerkan sudah sangat diminati, namun masih ada sejumlah catatan untuk perbaikan produk, terutama packaging (kemasan) makanan.

"Soal rasa produk kita sangat enak dan mampu bersaing. Namun masalahnya adalah ada beberapa produk kita masih perlu peningkatan terutama soal kemasan karena kemasan produk kita bahan serta tampilannya kurang begitu menarik," jelas Henny.

Sementara itu, Konsul Jenderal KJRI Kuching, Jahar Gultom mengungkapkan, kegiatan tahunan ini memamerkan lebih dari 100 produk UKM berkualitas.  

"Di wilayah Sarawak ini memang banyak produk yang sama persis dengan produk dari Kalbar. Namun karena jalur yang berbeda, sehingga harga yang diberikan jauh lebih mahal. Dengan festival ini, kita berikan kesempatan kepada masyarakat luas yang ada di sini untuk membeli produk kita dengan harga yang bersaing," ujar Jahar.  

Jahar menambahkan, selain memasarkan produk berkualitas, kedekatan geografis antara Indonesia dan Malaysia diharapkan bisa semakin mempererat hubungan kedua negara dengan kegiatan tersebut.

"Khusus untuk Provinsi Kalbar dapat menjadikan hubungan kedua wilayah terjalin erat di segala bidang, seperti di bidang perdagangan, hubungan sosial masyarakat, hubungan ekonomi dan pariwisata," ujarnya.  

Di sektor ekonomi perdagangan, volume perdagangan antara Indonesia dan Sarawak menunjukkan tren peningkatan. Volume ekspor produk Indonesia ke Sarawak pada tahun 2014 meningkat sebesar 38,7%, dari nilai RM671.628.000 atau USD167.907.000 menjadi RM931.598.000 atau USD232.899.500.  

“Target kami salah satunya adalah banyak permintaan produk kita di sini. Seperti tadi, ada permintaan pasokan kain khas kita dan minuman aloevera. Jadi, kegiatan ini tidak sampai di sini saja, ke depan diharapkan ada permintaan atau pesanan produk kita dalam partai besar," pungkasnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com