Putus akibat Banjir, Jalur Alternatif Penghubung Pantura dan Demak Ditutup

DEMAK, KOMPAS.com — Dua desa di wilayah Kecamatan Sayung, Demak, dilanda banjir pada Minggu (3/7/2016) pagi. Banjir akibat meluapnya Sungai Dolog tersebut mengakibatkan puluhan rumah di Desa Pilangsari dan Tambakroto terendam air.

Ketinggian air mencapai 60 cm hingga 1 meter. Warga bersama aparat TNI bergotong royong membendung laju air agar tidak masuk ke perkampungan warga.

Mereka berjibaku untuk menutup derasnya arus air keruh bercampur lumpur itu dengan menggunakan material seadanya, seperti kantong pasir, bambu, batang pisang, dan kayu.

Danramil Kecamatan Sayung Kapten Infantri Mulyadi mengatakan, air mulai meluap sekitar pukul 07.15 WIB. Karena tidak mampu menampung kiriman air dari daerah selatan, Sungai Dolog meluap.

"Di Desa Pilangsari ada sekitar 45 rumah, sedangkan di Desa Tambakroto sekitar 50 rumah. Ini masih kita lakukan pendataan wilayah yang terdampak banjir," kata Kapten Mulyadi.

Selain melanda rumah warga, banjir juga memutus jalur alternatif Onggorawe-Mranggen, tepatnya di Desa Pilangsari sepanjang 100 meter sehingga jalur alternatif yang menghubungkan jalur pantura dengan jalur selatan Demak terputus.

"Jangan memaksakan lewat, arusnya cukup deras sehingga berbahaya, terutama sepeda motor bisa terseret arus," ucap dia. 

Saidi (62), warga Desa Pilangsari, Kecamatan Sayung, mengatakan, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam sejarah. Selama ini, banjir tidak sebesar tahun ini.

"Sejak saya lahir, baru hari ini banjirnya separah ini," kata Saidi.