Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajahnya Terpampang di Kalender Palu Arit, Ini Komentar Anggota Dewan Singkawang

Kompas.com - 30/06/2016, 20:05 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

SINGKAWANG, KOMPAS.com – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kota Singkawang, Thjai Cui Mie angkat bicara terkait beredarnya kalender bergambar palu arit.

Pasalnya, ia juga menggunakan jenis kalender yang sama untuk dibagikan ke masyarakat.

Sebelumnya diberitakan, jajaran Polres Singkawang mengamankan ratusan kalender bergambar palu arit dari sejumlah toko maupun rumah warga. Kalender itu diperoleh warga akhir tahun 2015 yang lalu.

Baca juga: Polisi Amankan Kalender Bergambar Palu Arit

Kalender itu biasanya dibagikan oleh lembaga, perorangan, pelaku usaha, maupun rumah ibadah kepada masyarakat dengan gambar papan gantung yang berbeda. Namun, kalender terebut ada juga yang dijual di toko-toko tertentu.

Baca juga: Polisi Selidiki Asal Kalender Bergambar Palu Arit

Ketika dikonfirmasi Kompas.com, Chui Mie, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa kalender penanggalan khas Tiongkok (mandarin) yang digunakan tersebut diimpor dari negara luar.

Kalender tersebut memuat informasi yang cukup lengkap dengan menggunakan bahasa mandarin tentang penanggalan imlek.

“Jadi yang biasanya suka menggunakan kalender jenis ini adalah orang-orang tua, karena mereka biasanya melihat kalender tersebut untuk menentukan hari baik bulan baik, peruntungan, shio, dan sebagainya yang masih melekat dalam tradisi Tionghoa,” jelas Chui Mie, Kamis (30/06/2016) malam.

Terkait dengan adanya gambar palu arit di salah satu halaman kalender harian tersebut, Chui Mie menguraikan bahwa di negara luar, seperti Tiongkok maupun Hongkong, ada hari perayaan penyerahan Hongkong dari Inggris. Kalender tersebut dibuat di Tiongkok dan beredar di sejumlah negara lainnya.

Ia juga tidak sempat mengecek satu per satu setiap lembar kalender tersebut karena masih tersegel saat dibeli.

“Jadi kembali lagi asal dari kalender ini di produksi dimana, kalau yang ada gambar palu arit ini sebetulnya untuk negara China. Karena kita yang membeli atau importir yang memasok kalender ini ke Indonesia tidak tahu dengan isi kalender itu, kan enggak mungkin cek satu persatu karena masih disegel,” papar politisi PDI Perjuangan itu.

Soal logo yang terdapat dalam kalender tersebut, Chui Mie berharap masyarakat menyikapinya dengan bijak sehingga tidak menimbulkan keresahan.

Meski demikian, ia mengakui tidak teliti dalam memilih kalender yang digunakan tersebut. Kalender itu sejatinya memang digunakan di negara Tiongkok, termasuk simbol ataupun penjelasan maupun informasi yang termuat di dalam setiap halaman kalender tersebut.

“Jadi kalender itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Indonesia. Negara ini sudah merdeka lebih dari 70 tahun, masih cerita PKI, udah gak logis lagi. Mana ada PKI lagi, yang perlu kita cerita itu bagaimana menyejahterakan masyarakat miskin,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com