Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dile Jojor", Menanti Malam Lailatul Qadar Warga Lombok

Kompas.com - 28/06/2016, 16:46 WIB
Karnia Septia

Penulis

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Sudah menjadi kebiasaan sebagian warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk melakukan tradisi 'maleman' yang dilakukan pada setiap malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Maleman merupakan salah satu tradisi turun temurun di Dusun Tenges-enges, Dasan Tapen, Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Tradisi ini untuk merayakan malam Nuzulul Quran sekaligus menunggu datangnya malam Lailatul Qadar.

Oleh warga setempat, tradisi ini ditandai dengan menyalakan dile jojor, semacam obor berukuran kecil yang terbuat dari buah jamplung dan kapas.

Selepas berbuka puasa, warga beramai-ramai menyalakan dile jojor dan menancapkannya di setiap sudut rumah, pekarangan, serta makam keluarga yang sudah meninggal.

Momen tahunan itu selalu ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak. Nuriyah salah satu warga menuturkan, setiap tahun ia selalu datang ke makam kedua anaknya yang meninggal saat berusia delapan bulan dan enam tahun.

"Ini kubur anak saya. Setiap tahun selalu datang untuk menyalakan dile jojor," kata Nuriyah.

Setiap Ramadhan tiba, Nuriyah mengaku terkenang dengan kedua anaknya. Ia berharap dengan doa yang ia panjatkan di bulan yang penuh berkah ini, arwah kedua anaknya bisa diterima di sisi Allah SWT.

Bagi warga, menyalakan dile jojor pada malam ke 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadhan merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak jaman dahulu. Hingga sekarang, tradisi ini masih dilakukan di Dusun Tenges-enges.

Menurut warga, dile jojor merupakan wujud pengharapan agar jiwa mereka serta arwah keluarga yang sudah meninggal bisa mendapat penerangan dan berkah di bulan Ramadhan.

Selain itu, nyala api dile jojor bertujuan agar warga tetap terjaga dan beribadah menunggu datangnya malam Lailatul Qadar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com