Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2016, 09:47 WIB

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Seorang juru mudi Kapal TB Charles 00, Albertus Temu Slamet, membenarkan mereka dibajak dua kelompok bersenjata di perairan Sulu, Filipina. Enam dari 13 awak di kapal tersebut dibiarkan melanjutkan perjalanan pulang ke Indonesia.

Keenam anak buah kapal tersebut tiba di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (25/6/2016) kemarin. Mereka adalah Albertus Temu Slamet (juru mudi), Andi Wahyu (Mualim II), Syahril (Masinis IV), Redgar Frederick Lahiwu (juru mudi), Rudi Kurniawan (juru mudi), dan Agung E Saputra (juru masak).

Keluarga mereka menyambut dengan haru. Jaelani tak henti-hentinya menangis melihat anaknya, Syahril, selamat dari penyanderaan kelompok pembajak di perairan Sulu, Filipina.

"Alhamdulillah kamu selamat, Nak, kamu masih dilindungi Allah," bisik Jaelani kepada Syahril di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu(25/6/2016).

Jaelani mendapatkan kabar penyanderaan itu setelah ditelepon istri kapten yang disandera pada Rabu (22//6/2016).

"Dia bilang anak kita (Syahril) ada di kapal, kalau enggak ditebus, dipenggal lehernya. Saya lemas mendengar kabar itu," kata dia.

Kesedihan Jaelani bertambah saat mengetahui bahwa perusahaan tempat Syahril bekerja sempat tidak percaya bahwa kapal milik perusahaan itu dibajak perompak bersenjata dalam pelayaran.

Keesokan harinya, telepon genggam Jaelani berbunyi. Ternyata yang menelpon anak keduanya yang mengabarkan Syahril berada di perairan Berau.

Kepada ayahnya, Syahril membenarkan terjadi pembajakan kapal. Kendati Syahril bersama lima ABK lainnya selamat, tapi tujuh rekannya disandera kelompok pembajak kapal.

Dari penuturan anaknya, ungkap Jaelani, saat pembajakan terjadi para ABK ditodong senjata lalu diperintah menuju geladak.

Perompak tersebut menjarah pakaian, dan barang-barang elektronik. Mereka sempat makan di atas kapal sebelum menyandera beberapa ABK.

"Yang saya heran, kata anak saya, orang-orang yang membajak di kapal itu orangnya bersih, tampan-tampan, tapi badannya dikalungi peluru. Mereka menenteng senjata," kata dia.

Albertus mengatakan, para penyandera membawa senjata, tetapi tidak ada yang menembak.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com