Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek Karep Diusir Keluarga Gara-gara Mengidap Kanker Kulit

Kompas.com - 24/06/2016, 22:48 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Karep (65), warga Dusun Jati Sari, Desa Mojowuku, Kecamatan Kedamean, Gresik, Jawa Timur, bernasib menyedihkan.

Dia hidup sebatang kara di gubuk reyot berukuran 2,5 meter x 2,5 meter. Karep dikucilkan karena mengidap kanker kulit yang menyerang wajahnya.

Kerono kanker iki, awak dewe diusir karo bojo lan dulur-dulur liyane mulai telung tahun kepungkur. Mulai iku, awak dewe urip ijenan neng gubuk iki gawe ngelakoni urip. (Karena kanker kulit yang saya alami ini, membuat saya diasingkan istri dan sanak saudara sejak tiga tahun terakhir. Sejak saat itu, di gubuk inilah saya tinggal untuk menjalani kehidupan,” kata Karep, Jumat (24/6/2016).

Padahal, Karep mengaku rindu kepada keluarganya. Namun karena penyakit kanker kulit yang ia idap membuat kakek ini dijauhi keluarganya.

Sakjane, awak dewe yo pengen urip gumbul karo anak-bojo lan dulur-dulur liyane. Tapi mergo penyakit iki, awak dewe wes telung riyayan gak iso ngerayakno ambek anak, bojo, lan dulur-dulur. (Sejatinya, saya juga ingin menjalani kehidupan bersama anak-istri serta sanak famili. Tapi karena penyakit yang saya alami ini, saya sudah tiga kali merayakan Hari Raya Idul Fitri tanpa anak, istri, dan juga sanak famili),” katanya.

Karep lantas menceritakan awal mula ia mengidap kanker kulit. Awalnya, ia memiliki tahi lalat kecil di wajahnya. Tahi lalat itu rasanya gatal. Ia pun menggaruknya hingga terluka. Namun luka itu tak kunjung sembuh malah kian parah.

Jan tibakane mbelinjete kulit iku seng nggarakno rupo awak dewe koyok ngene. (Dan ternyata, luka yang tak kunjung sembuh itulah yang membuat muka saya rusak seperti ini," cerita Karep.

Ia mengaku tak mengobati penyakitnya itu ke dokter atau rumah sakit karena tidak punya biaya.

Kisah Karep ini diunggah oleh akun Facebook, Andi Teposs, pada Kamis (23/6/2016) pukul 07.17 WIB kemarin dan mendapat respons cukup banyak dari netizen.

Termasuk, beberapa orang yang mengaku berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

"Kakek Karep namanya .. Hidup Sebatang kara tiada yang mengurus , .. Dusun Jati Sari, Desa Mojowuku, Kedamean, Gresik. Ayok Share dan Bagikan biar pak presiden kita bisa melihat ..Ibu saeni Juragan Warteg saja bisa dapat sumbangan dari Presiden. Masak kakek ini gak dapat ...Ayok kawan di Bulan Ramadhan ini kita bisa Membantu sesama ..," tulis Andi Teposs.

Dalam sekejap, postingan Andi menjadi viral dan sudah dibagikan 14.695 kali dan dan mendapat 8.200 like.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com