Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Gubernur Jabar Asalnya dari Desa Ini, Kami Harap Jalan Rusak Segera Diperbaiki"

Kompas.com - 24/06/2016, 18:14 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Saking kesalnya, masyarakat asal desa kelahiran Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menanam puluhan pohon pisang di Jalan Tugu ABC-Pasirmuncang, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat.

Warga menanam pohon pisang ini karena jalan desa yang menghubungkan ke sejumlah perkampungan ini sudah hancur sejak enam tahun lalu. Akibat jalan rusak sepanjang 500 meter dengan lebar 4 meter ini banyak pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan.

"Sudah enam tahun kondisi jalan hancur seperti ini. Kalau hujan seperti sungai yang airnya deras. Padahal jalan ini hidup untuk menghubungkan ke banyak perkampungan," ungkap Ketua RW 07 Endang Muhtar Mansur kepada Kompas.com di lokasi penanaman pohon, Jumat (24/6/2016).

Menurut Endang, pihaknya sudah sering mengajukan ke desa sejak tahun 2013 namun hingga saat ini belum ada tanggapan. Kalau pun ada, tanggapan hanya janji-janji dan tidak ada realisasinya.

"Makanya warga berinisiatif menanam pohon pisang di sepanjang jalan ini. Warga menanam pohon ini sudah dua hari berturut-turut setelah pulang tarawih," ujar dia.

Endang berharap, penanaman puluhan pisang ini bisa menarik perhatian pemerintah. Apalagi Desa Margaluyu ini merupakan daerah asal Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

"Pak Gubernur Jabar juga asalnya dari desa ini, hanya keluarga Pak Aher tinggalnya di RW 05. Kalau jalan rusak ini di RW 07 dan 06. Kami warga berharap jalan ini segera diperbaiki," harap Endang yang didampingi puluhan warga.

Salah seorang pengguna jalan, Sopyan (28), mengakui setiap hari pergi pulang ke pabrik di Sukalarang selalu menggunakan Jalan Pasir Muncang.

"Ada jalan yang lain tapi jauh sekali," ungkap Sopyan.

 

Update: Humas Pemprov Jabar ketika dihubungi mengatakan bahwa pihaknya sedang menunggu beberapa data tambahan.

"Kami masih himpun datanya karena sudah larut masih terbatas info dari leading sector terkait," kata Agi Purwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com