Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2016, 17:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum PT Kahatex menyayangkan pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, yang menyebut perusahaan tekstil itu sebagai pencemar lingkungan.

Saat melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pabrik di kawasan Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung, Selasa (21/6/2016). Dalam sidak tersebut ditemukan banyak industri yang membuang limbah ke sungai.

Deddy menyebutkan, banyak pelaku usaha yang menggunakan air tanah dengan jumlah banyak sehingga mengancam cadangan air masyarakat. Salah satu perusahaan yang disebutnya adalah PT Kahatex.

(Baca Deddy Mizwar Sebut Banyak Pabrik Nakal Buat Instalasi Limbah “Siluman”)

Andy Nababan selaku kuasa hukum PT Kahatex mengatakan, pernyataan Deddy tentang Kahatex cenderung tendensius.

"Pak Wagub malah menuding Kahatex sebagai teroris lingkungan dan ini jelas sebuah fitnah," kata Andy melalui keterangan pers kepada Kompas.com.

Andy menegaskan bahwa selama ini Kahatex membuang limbah setelah melalui proses pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang diawasi secara ketat.

Untuk menyuplai barang-barang ke Eropa, PT Kahatex harus memenuhi 1.306 item klausul ramah lingkungan yang menjadi standarisasi industri Eropa yang jauh lebih berat dari standar industri di Jawa Barat dan Indonesia.

"Klien kami tak hanya bicara bahwa mereka memenuhi standar itu, tapi ada prosedural yang dipantau langsung oleh para buyer Eropa. Jadi aneh kalau produk kami di Eropa dapat diterima, tapi di sini dinyatakan mencemari lingkungan," kata Andy.

Ia mengatakan, Kahatex memiliki 35 sumur artesis yang berizin dan mendapat rekomendasi teknik dari pihak-pihak berwenang, bukan 21 sumur seperti disebutkan Deddy. Karena itu, ia mempertanyakan tudingan pencemaran lingkungan yang disampaikan oleh Deddy.

Andy mengatakan, pernyataan Deddy dapat menjadi preseden buruk bagi industri tekstil di Jawa Barat sebab pernyataan seperti ini akan membuat tekstil Indonesia akan ditolak di dunia.

"Kami berharap Pak Wagub jangan mempolitisir kasus lingkungan demi popularitas semata. Tapi harus lebih mementingkan kepentingan nasional karena pernyataannya justru akan membuat produk-produk tekstil tanah air dikucilkan di pasar internasional," sebut Andy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com