Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seniman Kritik Acara ART|JOG|9 yang Disponsori Freeport

Kompas.com - 14/06/2016, 08:41 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah seniman Yogyakarta mengkritik acara pameran kesenian ART|JOG|9 di Yogyakarta yang disponsori oleh perusahaan tambang PT Freeport Indonesia.

Forum Solidaritas Yogyakarta Damai (FSYD) kecewa dan mendesak penyelenggara ART|JOG meminta maaf karena kerja sama dengan perusahaan asing yang dianggap telah mencederai nilai perjuangan kemanusiaan rakyat Indonesia dan rakyat Papua.

FSYD juga mendesak ART|JOG dan Dinas Kebudayaan Yogyakarta dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia untuk menegaskan bahwa dunia kesenian Indonesia masih bisa sehat.

Sementara itu, Lesbumi Yogyakarta dan Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) lewat situs beralamatkan www.daulathijau.org mengajak untuk memboikot pameran yang diselenggarakan pada 27 Mei hingga 27 Juni 2016 tersebut.

Dalam situs web itu disebutkan bahwa kehadiran Freeport dipandang sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap rakyat Indonesia. Hal itu karena PT Freeport dianggap melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua.

Ketua Lesbumi Yogyakarta Hasan Basri saat dihubungi Kompas.com membenarkan mengenai ajakan memboikot Gelaran ART|JOG|9 seperti yang diunggah di www.daulathijau.org. "Benar, tetapi itu sifatnya imbauan bersama," ujar Hasan, Jumat (10/6/2016).

Imbauan ini ditujukan kepada para seniman yang terlibat di gelaran ART|JOG|9 maupun segenap lapisan masyarakat.

Ia mengaku tidak semua setuju dengan hal ini sebab sebagian orang menyatakan bahwa pameran ini merupakan pasar seni biasa dan bisnis. Maka ketika penyelenggara bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan, hal itu wajar dan tidak perlu dipersoalkan.

"Tetapi ini persoalan yang kompleks saya kira. Arah kesenian yang seperti ini perlu disikapi dan dikritisi," ucapnya.

Lesbumi Yogyakarta dan FNKSDA mendorong agar ke depan seniman bisa berkesenian dengan elegan tanpa ketergantungan atau ketakutan kepada sumber-sumber ekonomi. Seniman bisa bekerja di luar mainstream ekonomi kesenian.

"Itu harapan, saya yakin bisa, banyak teman-teman yang sudah melakukan. Kita dorongnya ke sana," kata dia.

Secara terpisah, Direktur Artistik ART|JOG|9 Heri Pemad mengaku bahwa sejak awal sudah mengetahui risiko akan menuai berbagai kritik atas kerja sama itu.

"Saya sangat-sangat menghargai dan menerima apa pun tindakan seniman dan aktivis yang tidak setuju. Saya bukan enggak paham dengan permasalahan itu, tetapi semua itu berdasarkan latar belakang," kata dia.

Menurut dia, banyak seniman yang mendukung karena mengetahui bagaimana kerja kerasnya agar ART|JOG tetap ada dan dikenal di Indonesia maupun luar negeri.

Ia mengatakan, pada penyelenggaraan Art|JOG tahun lalu, panitia harus rela bangkrut. Mencari sponsor tidak ubahnya seperti mencari dana untuk penyelenggaraan sebuah acara. Tahun ini, dirinya sudah mencoba semua peluang, tetapi sangat sulit mencari sponsor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com