MAGELANG, KOMPAS.com - Pelaku pelecehan seksual berinisal RH (37) asal Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selalu mengincar bocah laki-laki yang baru dikhitan untuk dijadikan korban.
Setidaknya lima bocah yang tidak lain tetangganya sendiri telah menjadi korban perbuatan asusilanya itu.
Para korbam rata-rata berusia 12-17 tahun, mereka ada yang masih duduk di bangku SD, SMP dan SMA.
"Kalau ada anak laki-laki sudah dikhitan dia (pelaku) suka ngedeketin, dirayu-rayu agar mau diajak," kata salah satu orangtua korban ditemui di kawasan Tempuran, Kabupaten Magelang, Rabu (8/6/2016).
Menurutnya, pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan itu tinggal sebatang kara tidak jauh dari rumah para korban. Selama ini, pelaku dikenal sebagai sosok pendiam dan jarang bergaul dengan warga sekitarnya.
Setelah kasus ini mencuat dan menjadi perbincangan warga, RH tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Kasus ini terkuak setelah salah satu korban memberanikan diri bercerita dengan teman-temannya bahwa dirinya telah diperlakukan tidak senonoh oleh pelaku.
Cerita itu berkembang dari mulut ke mulut. Pengakuan demi pengakuan korban bermunculan hingga sampai ke telinga para orangtua korban.
"Kabar kasus ini banyak dibicarakan warga sejak dua minggu terakhir, kami (orangtua korban) tidak tahu mau gimana, sampai kami memberanikan diri melapor ke polisi kemarin (Selasa)" ujar dia.
Dia menceritakan, anaknya yang masih duduk di bangku SD itu dipaksa melayani nafsu birahi pelaku dengan cara oral (oral seks). Bahkan pelaku menelan sendiri sperma yang keluar dari kemaluan korban.
Baca juga: Diiming-imingi Ilmu Hitam, 5 Bocah Jadi Korban Pelecehan Seksual di Magelang
Ia menduga pelaku melakukan perbuatan itu sejak lebih dari lima tahun lalu. Untuk melancarkan aksinya itu, pelaku selalu mengiming-imingi korban dengan uang Rp 10.000 - Rp 15.000 sekali "main".
Bahkan, pelaku yang pernah menjadi pengamen itu juga kerap menjanjikan akan memberi ilmu kekebalan tubuh (ilmu hitam) serta benda-benda berbau klenik seperti batu akik. Jika korban tidak mau, katanya, pelaku akan memukul dan mengancamnya.
"Kalau enggak mau akan disantet, ada yang dipukul juga, dikasih akik, kalau anak saya kerap dikasih uang," paparnya.
Korban trauma
Dia meminta pihak kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini dan segera menangkap pelaku. Sebab akibat perbuatannya, anak bungsunya kini sering murung dan pendiam.