BENGKULU, KOMPAS.com — Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Lies Sulistiani mengatakan, kondisi psikologis kedua orangtua Yn, siswi SMP yang meninggal karena dibunuh dan diperkosa 14 remaja di Bengkulu, belum stabil.
LPSK menyatakan, pihaknya akan memberikan rehabilitasi psikologis selama enam bulan dan dapat diperpanjang jika kedua orangtua Yn masih memerlukannya.
"Pelayanan pendampingan rehabilitasi secara psikologis akan diberikan selama enam bulan," kata Lies di Bengkulu, Rabu (8/6/2016).
Selain memberikan layanan rehabilitasi psikologis, LPSK pun akan memberikan pemenuhan hak prosedural berupa pendampingan selama keluarga korban mengikuti proses peradilan. Kedua orangtua Yn saat ini tidak lagi tinggal di kampungnya dengan alasan untuk kebaikan keluarga tersebut.
Ya dan Yk, kedua orangtua Yn, saat ini tinggal di Sekolah Polisi Negara (SPN), Bukti Kaba, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Mereka didampingi kelompok aktivis perempuan dan kepolisian menata hidup lebih baik.
"Mereka sedang belajar tanam sayur," ungkap Mardiana, pendamping keduanya, dari Kelompok Perempuan Harapan (KPH).
Mardiana mengungkapkan, ibu Yn sering tak terkontrol kalau bercerita.
"Makanya, kalau ada yang mau bertemu kedua orangtua Yn, saya akan dampingi agar komunikasinya terarah," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.