Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Tahun Disiksa Orangtua Angkat, Remaja Putri Ini Lapor ke Polisi

Kompas.com - 04/06/2016, 07:40 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Sungguh malang nasib DP (16), seorang remaja putri asal Kendari, Sulawesi Tenggara. Dirinya menjadi korban kekerasan orangtua angkatnya sejak kecil.

Tindakan kekerasan itu baru terungkap setelah organisasi Rumpun Perempuan Kendari melakukan pendampingan terhadap gadis yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas III SD tersebut.

Helmi dari Rumpun Perempuan Kendari mengatakan bahwa kekerasan yang dialami korban sudah berdampak pada kondisi fisik. Terakhir, gigi bagian depannya patah akibat dugaan tindak kekerasan.

"Tinggal di rumah orangtua angkatnya sejak umur 5 tahun. Mulai saat itu dia mendapatkan tindakan kekerasan baik dari ibu, bapak angkat, dan kakak angkatnya," kata Helmi di Polres Kendari saat korban DP dimintai keterangan di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Jumat (4/6/2016).

Ia menyebutkan, jika korban salah mengerjakan sesuatu, ia selalu dipukul, diinjak, bahkan diludahi kakak angkat.

Sebelum DP kabur dari rumah orangtua angkatnya di Kelurahan Padaleu, Kecamatan Kambu, Kendari, dirinya dipukul akibat tidak menyapu.

"Dipukul sama kakak angkatnya, siang mama angkat, malamnya bapak yang pukul. Sejak kejadian itu korban keluar rumah karena tidak tahan disiksa," kata dia.

Apabila orangtua angkatnya berangkat ke kantor, korban tidak boleh masuk rumah dan hanya berada di teras.

Menurut Helmi, beberapa tetangganya mengetahui dugaan kekerasan itu, tetapi mereka enggan melaporkan peristiwa itu karena takut ikut campur rumah tangga orang lain.

Ayah dan ibu angkat korban merupakan pegawai negeri sipil setempat. Adapun kakak lelaki angkatnya mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Kota Kendari.

Kepala Polres Kendari Ajun Komisaris Besar Polisi Sigid Haryadi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Saat ini, penyidik PPA masih memintai keterangan saksi pelapor, yakni DP. Polisi akan memintai keterangan saksi-saksi lain.

"Kita masih mengumpulkan bukti-bukti serta menunggu hasil visum dokter. Semoga tidak terlalu lama kita bisa menentukan siapa calon tersangkanya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com