Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta yang Bersemi di Panti Lanjut Usia

Kompas.com - 31/05/2016, 11:46 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang nenek sedang duduk di dipan kecil ketika seorang kakek masuk ke dalam kamar yang berukuran 3 x 4 meter. Lalu mereka duduk berdampingan dan sang nenek melipat sajadah yang diberikan kakek berambut putih dan meletakkan di pangkuannya.

Ada dua dipan kecil yang diletakkan berseberangan serta satu lemari kayu warna coklat dan dua kursi plastik dalam kamar tersebut.

"Saya baru menempati kamar ini dua bulan setelah menikah dengan ibu Ismawati," kata kakek yang bernama Sujoko kepada Kompas.com Senin (30/5/2016).

Sujoko dan Ismawati adalah penghuni Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia yang berada di Jalan Jember Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Saat ini ada 70 lansia yang tinggal di bangunan yang dikelola oleh Dinas sosial Provinsi Jawa Timur tersebut.

Kisah cinta kakek dan nenek tersebut berawal ketika Ismawati masuk kedalam panti tersebut pada pertengahan 2015 lalu diantar oleh tetangganya karena ia tidak memiliki kerabat yang merawatnya.

"Waktu itu pak RT bilang wes manggon (tinggal) di panti saja enak ada yang ngerawat dan banyak temen-nya. Tapi saya nolak takut ada ganggu soalnya kan sudah tua. Mata saya ini sudah enggak keliatan," kata Ismawati kepada Kompas.com.

Setelah berpikir panjang akhirnya dia menyetujui usulan tetangganya tersebut karena kalau di rumah sendirian ia takut ada yang mencelakai. Ia bercerita suami pertamanya meninggal saat beribadah haji dan dimakamkan di Mekah.

Pada pernikahannya yang pertama ia tidak memiliki anak. Ia kemudian tinggal sendiri di rumah warisan dari suami pertamanya.

"Sebelum meninggal suami saya yang pertama pesan kalau ia meninggal dulu saya nggak boleh menikah lagi kecuali sama orang yang agamanya bener bener baik. Dan saya megang janji itu. Bertahun tahun saya tinggal sendiri," jelas perempuan yang usianya sudah mendekati 70 tahun tersebut.

Di Panti Lanjut Usia, pertama kali ia tinggal di kamar bersama dengan rekannya sesama perempuan. Saat itu Sujoko yang saat ini menjadi suaminya sudah lebih dulu tinggal di panti tersebut. Sujoko sering membangunkannya dan mengingatkan jika saatnya makan.

"Dia suka colek colek saya pas tidur bangunkan ngasih tau waktunya makan. Saya sempat marah. Kok kurang ajar sekali orang ini," katanya sambil tertawa.

Perasaan cinta itu tumbuh ketika Ismawati sakit dan Sujoko merawatnya dan membawakan makanan serta menyuapinya. "Saat itu bapak bilang dek piye (gimana) kalau kita nikah saja," jelasnya.

Tapi dia sempat menolak karena ingat dengan janjinya pada suami pertamanya. Perempuan asli Banyuwangi tersebut kemudian bercerita kepada pengurus Panti Lanjut Usia tentang permintaan untuk menikah.

"Pengurus bilang kalau Pak Joko baik dan shalatnya rajin. Akhirnya saya mau," katanya sambil tersipu menutupi mulutnya.

Berbeda dengan Ismawati, Sujoko mengaku memiliki dua anak dengan istri pertamanya. Tapi kedua anaknya tidak ada kabarnya. Sedangkan istrinya berangkat menjadi TKW ke Arab dan tidak pernah kembali. Dia mendapatkan kabar jika istrinya telah menikah lagi sana.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com