Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Papua: Perkumpulan Negara Melanesia Menolak Utusan ULMWP

Kompas.com - 31/05/2016, 07:08 WIB
Fabio Maria Lopes Costa

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Komite Nasional Papua Barat mengklaim bahwa telah ada pertemuan organisasi perkumpulan negara melanesia (MSG) dengan sejumlah United Liberation Movement for West Papua di Papua Nugini pada Selasa (31/5/2016) ini.

Namun berdasarkan klarifikasi pihak Polda Papua ke pemerintah PNG, tak ada kegiatan pertemuan antara tokoh United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dengan anggota MSG. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige Renwarin di Jayapura pada Selasa (31/5/2016).

Patrige mengatakan, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) telah melakukan pembohongan publik dengan menyebarkan selebaran ke masyarakat bahwa telah ada pertemuan antara ULMWP dan MSG.

"Dari penelusuran kami, teryata ada kegiatan KTT di Papua Nugini yang melibatkan puluhan negara negara dari kawasan ACP (Africa, Caribean, Pacific yang diikuti sebanyak 80 negara. Kegiatan ini terselenggara sejak 30 Mei hingga Rp 1 Juni,'' paparnya.

Ia pun menuturkan, Sekjen ULMWP Oktavianus Mote dan Juru Bicara ULMWP Benny Wenda sudah beberapa kali ditolak kehadirannya oleh Pemerintah Papua Nugini (PNG).

"Bahkan Oktovianus Mote sendiri telah diamankan aparat keamanan PNG ketika berkunjung ke negara itu. Dia akan segera dideportasi dari PNG," tutur Patrige.

Ia pun menambahkan, dengan adanya kemajuan teknologi dimanfaatkan KNPB untuk memberikan informasi tak benar demi perjuangan Papua merdeka. Namun, masyarakat Papua sudah mampu menganalisa bahwa banyak informasi yang disebarkan KNPB tidak sesuai fakta.

"Kesimpulannya negara-negara yang tergabung dalam organisasi MSG menolak mentah-mentah utusan ULMWP," tambah Patrige.

Sebelumnya Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka Seby Sambom, menyatakan, pihaknya akan memperjuangkan referendum melalui jalur MSG dan gerilya di hutan.

"Dengan adanya aspirasi di MSG, pembicaraan mengenai Papua merdeka akan di bawah ke PBB," tambahnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com