Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto Disarankan Tinjau Ulang Posisi Idrus Marham dan Nurdin Halid

Kompas.com - 22/05/2016, 20:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto disarankan untuk memberikan posisi strategis bagi kader yang berseberangan dengan Aburizal Bakrie. Caranya dengan meninjau ulang penempatan Idrus Marham sebagai Sekretris Jenderal dan Nurdin Halid sebagai Ketua Harian Partai Golkar.

Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Idil Akbar, mengatakan bahwa jika keberadaan para loyalis Aburizal mendominasi susunan pengurus inti partai, maka hal itu akan mempersulit terwujudnya islah dalam Golkar.

Dengan menempatkan pendukung Aburizal pada posisi-posisi strategis, kata Idil, maka ada kemungkinan akan kembali terjadi konflik di partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Friksi-friksi yang sebelumnya terjadi akan kembali muncul karena Setya Novanto akan dinilai masih menggunakan politik golongan. Kalau sudah seperti itu, maka islah politik yang menjadi tujuan utama munaslub tidak akan pernah tercapai," kata Idil saat dihubungi, Minggu (22/5/2016).

Menurut dia, keterpilihan Novanto pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali pertengahan Mei lalu sebetulnya menggambarkan kemenangan kubu Aburizal.

Bukan sesuatu yang mengherankan bila Novanto, yang mendukung Aburizal, mengangkat Idrus sebagai Sekjen dan Nurdin sebagai Ketua Harian karena mereka sejatinya sama-sama orang dekat Aburizal.

"Saya berpikir sebaiknya yang menjadi Sekjen adalah seorang kader Golkar yang sebelumnya dekat dengan pihak Agung Laksono. Toh jika orientasinya adalah demi kebaikan dan kepentingan Golkar maka sudah tidak ada lagi politik golongan di kepengurusan," kata Idil.

Saat ini tim formatur tengah menyusun kepengurusan Partai Golkar. Idrus memastikan bahwa penunjukan pengurus itu akan mengakomodasi semua pihak, termasuk yang berseberangan dengan Aburizal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com