Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Potensi Air di Kawasan Konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Kompas.com - 20/05/2016, 07:14 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Kawasan konservasi, termasuk di antaranya taman nasional dan hutan lindung di Indonesia, belum banyak diungkap sebagai area yang dipandang mempunyai manfaat langsung bagi masyarakat.

Padahal, kawasan konservasi mempunyai manfaat besar baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu fungsi dari kawasan konservasi adalah penyedia air bersih bagi masyarakat. Namun, ketersediaan air yang berkualitas sangat terbatas jumlahnya, terlebih di daerah padat penduduk.

Melihat kondisi tersebut, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) bekerja sama dengan Conservation International Indonesia, Konsorsium Gedepahala, Yayasan Semak, dan PT Multi Bintang Indonesia, melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan 8.000 pohon seluas 20 hektar di Blok Ciruntuh, Resort Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, Kamis (19/5/2016).

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan suatu kawasan konservasi seluas 22.851 hektar yang mempunyai dampak penting bagi kehidupan penduduk di Jakarta. Mengapa? Di gunung inilah berhulu beberapa sungai besar, Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane.

Kawasan ini pula yang mendukung stok perairan yang ada di tiga kawasan administratif, yaitu Bogor, Sukabumi, dan Cianjur.

Faktor yang sangat penting selain sebagai stok sumber daya keanekaragaman hayati adalah peran kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai penyimpan sumber daya air.

Walaupun tidak mudah untuk menghitung secara langsung sumber daya air yang ada di kawasan ini, namun peran tersebut bisa dilihat secara langsung dengan menghitung berapa kapasitas air yang diperlukan oleh sawah, ladang dan perkebunan, serta perumahan penduduk sekitar.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Suyatno Sukandar menjelaskan, berdasarkan penelitian, air yang dikelola dari Gunung Gede Pangrango bisa menghidupi 30 juta orang.

Potensi air yang dihasilkan gunung ini dalam satu tahun mencapai 213 miliar liter yang manfaatnya mencakup seluruh masyarakat yang ada di sekitar taman nasional, termasuk Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.

"Fungsi utama kawasan Taman Nasional Gede Pangrango adalah penyedia air bersih, selain sebagai tempat habitat satwa liar," ungkap Suyatno.

Suyatno menambahkan, selain memiliki potensi flora dan fauna, Taman Nasional Gede Pangrango pun mempunyai potensi hidrologi karena merupakan hulu dari empat daerah aliran sungai (DAS) besar, yaitu Ciliwung, Cisadane, Citarum, dan Cimandiri.

"Pemanfaatan air di gunung ini juga dijadikan sebagai sumber pembangkit empat PLTA, yaitu PLTA Saguling, Cirata, Jatiluhur, dan Cimandiri," kata dia.

"Kami pun sangat menghargai peran aktif sektor swasta dalam mendukung upaya pelestarian alam melalui mekanisme kemitraan, karena dapat menjadi kunci penting sebuah pelestarian alam," kata dia lagi.

Sementara itu, Direktur Korporasi PT Multi Bintang Indonesia Bambang Britono berharap, dengan adanya kegiatan ini, wilayah yang sangat penting untuk ekosistem hulu dapat lebih menjalankan fungsinya sebagai penyeimbang sumber kehidupan bagi aktifitas urban di kota-kota besar.

"Selama ini, kita banyak berbuat untuk pelestarian alam hanya di level downstream, di level hulu, di lingkungan sekitar saja. Ini sebetulnya, kalau mau strategic ke depannya kita harus mulai dari hilirnya," pungkas Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com