Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Konferensi Buddha Internasional Digelar di Candi Borobudur

Kompas.com - 17/05/2016, 20:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, Konferensi Buddha Internasional akan diselenggarakan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Setidaknya 100 umat Buddha dan masyarakat umum dari tujuh negara di Asia Tenggara akan mengikuti kegiatan ini. Ketujuh negara itu antara lain Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Kamboja, Vietnam dan Myanmar.

Konferensi yang mengangkat tema "Borobudur The Mandala of Enlightment and World Peace" ini akan diselenggarakan di Marga Utama Komplek Taman Wisata Candi Borobudur, 19-22 Mei 2016.

Staf Ahli Bidang Multikultur pada Kementerian Pariwisata RI, Hari Untoro, menjelaskan kegiatan ini merupakan inisiasi Kementerian Pariwisata RI bekerja sama dengan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) untuk menggenjot sektor nilai pariwisata.

"Candi Borobudur sebagai salah satu magnet untuk perkembangan dunia pariwisata Indonesia. Melalui kegiatan ini diharapkan Candi Borobudur semakin dikenal di mancanegara, yang nantinya akan memberikan multiplier effect bagi wisata Indonesia," jelas Heri, dalam keterangan pers di Hotel Manohara Borobudur, Selasa (17/5/2016) sore.

Hari menyebutkan, pada konferensi ini akan menghadirkan sejumlah pembicara ternama, yakni Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, Kepala Vihara Mendut di Magelang; Bhiksu Bhadraruci Mahathera Sthavira, General Secretary of The Great Conference of Indonesia Sangha and Abbot of Indonesia Ganden Syeydrup Nampar Gyelweiling Monastry, dan Prof Dr Noerhadi Magetsari, pengajar arkeologi Universitas Indonesia.

"Adapun guest speaker adalah Geshe Tenzin Zopa, a Nepalese Tibetan Buddhist dan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya sebagai keynote speaker," imbuh Hari.

Hari mengatakan, konferensi dihelat menjelang Hari Raya Waisak agar para peserta sekaligus menyaksikan umat Buddha napak tilas sang Buddha di Candi Borobudur dan sekitarnya. Ia juga berharap acara ini akan menjadi event tahunan yang berskala internasional.

"Angkor Watt berdiri pada Abad X, tapi Borobudur berdiri sekitar abad IX. Setidaknya kita punya aktivitas keagamaan agama Buddha di sini. Di negara lain ada charity days, jadi orang jalan ke Myanmar untuk memberi persembahan pada Buddha," katanya.

Mandala terbesar di dunia

Prof Dr Noerhadi Magetsari, salah satu pembicara konferensi menuturkan, Candi Borobudur merupakan mandala Buddha terbesar di dunia. Mandala yang mempresentasikan agama Buddha yang tidak mengenal aliran, dan khas tidak ada di tempat lainnya.

"Ada nilai-nilai kearifan dan kebijakan agama Buddha yang bisa dibawa pulang setelah orang datang berkunjung ke Borobudur. Hal itu bisa melekat pada diri orang dan disebarkan di negaranya," ujarnya.

Direktur Pemasaran PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Sahala Parlindungan Siahaan mengatakan, keberadaan Candi Borobudur adalah inspirasi sejati dan bukti peradaban manusia, khususnya umat Buddha, dari masa ke masa yang bisa diwariskan kepada generasi masa depan.

"Candi Borobudur memberikan merupakan sumber inspirasi bagi perdamaian dunia dan keseimbangan alam semesta, dan semoga kegiatan ini bisa bermanfaat tidak hanya bagi umat Buddha, tetapi semua umat," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com