Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Sampah di Kabupaten Lamongan Dapat Pujian Kementerian LHK

Kompas.com - 13/05/2016, 21:36 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

LAMONGAN, KOMPAS.com – Rombongan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melakukan ekspansi mendadak di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (13/5/2016). Sidak itu untuk melihat tata kelola kota.

Rombongan yang dipimpin Direktur Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian LHK R Sudirman itu juga melihat pengelolaan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tambakrigadung, Kecamatan Tikung, Lamongan.

"Pengelolaan sampah di sini  sudah cukup bagus, hanya masih perlu ditingkatkan lagi agar bisa lebih maksimal," kata Sudirman, Jumat (13/5/2016).

Sudirman menyarankan, perluasan area TPA untuk peningkatan kualitas penanganan sampah jangka panjang.

Ia juga memuji penataan timbunan sampah yang berada di TPA Tambakrigadung karena dianggap tidak berpotensi menimbulkan kebakaran sampah pada saat musim kemarau.

"Tapi hendaknya kalau bisa, di sekeliling timbunan sampah di sini juga ditanam beberapa pohon. Selain untuk penghijauan, juga untuk membuat suasana lebih sejuk dan rindang, serta meminimalisir potensi kebakaran," ujarnya.

Sebelum mengunjungi TPA Tambakrigadung, Sudirman bersama tiga orang stafnya didampingi Bupati Lamongan Fadeli, Wakil Bupati Kartika Hidayati, dan Sekretaris Daerah Yuhronur Efendi, juga sempat melihat bangunan pusat daur ulang sampah bantuan dari Kementerian LHK.

Pusat daur ulang itu tinggal diserahterimakan sehingga bisa digunakan memilah sampah secara mekanikal. Sampah organik hasil pemilahan akan diproses lebih lanjut dengan menggunakan mesin pencacah, kemudian dijadikan pupuk organik.

"Kami optimistis, timbunan sampah yang tidak berguna ini akan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat bila sudah menjadi pupuk organik. Dengan catatan, bangunan pusat daur ulang sampah bantuan dari Kementerian LHK sudah beroperasi," kata Fadeli.

Keberadaan TPA Tambakrigadung sempat dikeluhkan oleh masyarakat sekitar karena menebarkan bau tidak sedap. Namun, seiring perjalanan waktu dan pengolahan sampah tepat guna, bau itu lama-lama hilang dan kini tak lagi tercium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com