Cerita Risma Saat Kena Tembakan Gas Air Mata

SURABAYA, KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku kerap memantau dan ikut menertibkan pergerakan suporter bonek hingga saat terjadi kerusuhan di jalanan. Bahkan, Risma mengaku dua kali terkena tembakan gas air mata oleh polisi.

"Saya sampai keplayon (lari-lari) untuk ikut mengarahkan bonek. Bahkan, dua kali saya ditembak gas air mata oleh polisi," kata Risma saat menjadi pembicara di sosialisasi empat pilar di Universitas Airlangga, Surabaya, Kamis (12/5/2016).

Risma mengaku sebelumnya tidak pernah merasakan gas air mata karena semasa kuliah dia tidak pernah ikut aksi demo. 

"Saya sampai bilang ke polisi, 'saya ini wali kota, tetapi tetap ditembak saja sama polisi'. Saya ingat sampai anak-anak bonek meneriaki saya. 'Lari Bu..., lari Bu...,'" ucap Risma.

Kerusuhan tersebut terjadi pada malam hari saat kelompok bonek mencegat suporter Arema di Tol Simo, Surabaya, tiga tahun lalu. Saat itu, kesebelasan Arema bertandang ke Stadion Gresik dan melewati Tol Surabaya.

Bukan hanya di Tol Simo, saat bonek dikeroyok di Lamongan hingga empat anggotanya meninggal, Risma juga ikut memantau.

"Saya yang kirim bus ke sana agar anak-anak bisa pulang karena dicegat di tengah jalan. Di tengah perjalanan, saya juga yang kirim makanan karena sopir bus tidak berani berhenti untuk membeli makan," ujarnya.