Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pangdam Tutup Jalan Masuk Sekolah, Siswa Resah Saat Jalani UN

Kompas.com - 10/05/2016, 09:22 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Jalan masuk ke Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya di Jalan Williem Iskandar, Kompleks MMTC, Medan, ditembok pihak mantan Pangdam I Bukit Barisan (BB) Mayjen TNI (Purn) Burhanuddin Siagian.

Padahal, sejak kemarin, Kamis (12/5/2016), Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP sedang berlangsung. Pihak sekolah, orangtua, dan para siswa sendiri dengan rasa waswas merasa takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan terpaksa pergi ke sekolah.

Menanggapi hal itu, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Adhi Prawoto, Pangdam I/BB diwakili Divisi Hukum Letkol Gatot, Ketua Komisi A DPRD Sumut Sarma Hutajulu, serta anggota Dewan Brilliant Moktar dan Zahir turun ke sekolah tersebut. Mereka memantau pelaksanaan ujian mulai hari pertama dan untuk memastikan semuanya berjalan aman.

"Soal sengketa lahan sudah dibahas dan diserahkan ke Polda Sumut untuk menanganinya tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Penyelidikan dilakukan sesuai aturan ada. Jadi, para orangtua dan siswa tidak perlu resah dan takut mengikuti UN, ujian berjalan dengan baik," kata Adhi, Selasa (10/5/2016).

Sementara itu, Sarma berharap konflik yang terjadi jangan sampai menghambat pelaksanaan ujian.

"Hasil pertemuan tadi, sudah diminta agar Pangdam menarik personel TNI yang berjaga di pintu pos penjagaan sehingga tidak membuat siswa takut," ucapnya.

"Tidak ada yang bisa menghambat pendidikan. Pangdam sudah setuju untuk menarik anggotanya dari pos penjagaan yang persis berada di jalan pintu masuk sekolah ini," kata Zahir.

Kepala Sekolah Cinta Budaya Antonius Aritonang mengatakan, penutupan pintu jalan masuk ke sekolah membuat siswa-siswi dan orangtua siswa resah serta ketakutan. Namun, setelah kedatangan rombongan Wakapolda dan anggota DPRD Sumut, para siswa dan pihak sekolah merasa tenang. Tidak ada kendala UNBK berlangsung.

"Harapan kami konflik yang terjadi di sekolah ini cepat selesai. Tahun ini siswa SMA dan SMK kami lulus 100 persen," ucapnya.

Masih di tempat yang sama, Darman, salah seorang petugas keamanan, mengatakan, sekolah ini sudah berdiri sejak enam tahun lalu tanpa pernah berkonflik dengan pihak mana pun. Sekolah dibangun yayasan bukan untuk mengambil keuntungan.

"Malah sekolah ini sangat menolong sama kami yang kurang mampu ini. Tidak pernah dipungut uang pendaftaran atau uang pembangunan dari siswa. Uang sekolah pun tidak pernah dinaikkan. Yayasan membangun sekolah ini supaya masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan pendidikan layak dengan fasilitas lengkap. Aneh saja kalau tiba-tiba ada pihak lain yang mengklaim lahan sekolah ini miliknya," ucap Darman.

Selain menembok, mantan Pangdam Burhanuddin Siagian juga memasang plang namanya di areal sekolah yang memberikan kesan teror secara psikologis terhadap anak-anak murid. Inilah yang membuat anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, meninjau ke lokasi sekaligus melihat kesiapan pelaksanaan UNBK pada Sabtu (7/5/2016) lalu.

"Kami akan menyurati pihak terkait tentang adanya plang itu. Komisi X menjamin pelaksanaan pendidikan di sini akan tetap berlangsung. Tidak ada satu pun orang yang melarang pendirian sekolah ini. Sekolah ini tidak boleh ditutup," kata Sofyan waktu itu.

"Kenapa sekolah swasta yang berpartisipasi ini harus diganggu. Negara saja menjamin pendidikan. Saya anggap pemasang plang itu keliru, dia khilaf," ujarnya.

Sebelumnya, perseteruan pihak Yayasan Cinta Budaya dengan mantan Pangdam Mayjen Burhanuddin Siagian terkait sengketa tanah seluas 2,3 hektar di Kompleks MMTC, Jalan Pancing, Kecamatan Percut Sei Tuan, Sumatera Utara, berbuntut panjang.

Akibatnya, tanah di sekeliling sekolah berjenjang pendidikan tingkat TK hingga SMA itu ditembok dengan dinding semen dan dipasang plang nama bahwa tanah tersebut milik Burhanuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com