Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Pembongkaran, Rumah Radio Bung Tomo Akhirnya Disegel

Kompas.com - 09/05/2016, 18:55 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Lokasi bangunan cagar budaya, yakni rumah radio Bung Tomo di Surabaya akhirnya disegel. Pemkot Surabaya meminta proses pembongkaran dihentikan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (9/5/2016), lokasi bangunan berpagar seng warna hijau di Jalan Mawar 10-12 itu disegel dengan tali plastik kuning (Satpol PP line) seperti garis polisi. Di tengah garis segel terdapat pemberitahuan dengan tanda silang berwarna merah bertuliskan "Pelanggaran Perda Kota Surabaya, nomor 5 tahun 2005, tentang Pelestarian Bangunan/Lingkungan Cagar Budaya".

Penghentian aktivitas pembongkaran itu, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati, karena pemilik tidak mengindahkan aturan renovasi cagar budaya.

Pemilik bangunan atas nama Bapak Amin, kata dia, mengajukan permohonan renovasi pada 20 Februari 2016. Surat rekomendasi turun pada 14 Maret, dan pada 3 Mei dilakukan aktivitas pembongkaran. 

"Kami sudah beri pengarahan soal pembongkaran sebelum turunnya rekomendasi. Lalu kami layangkan surat peringatan atas pembongkaran tersebut," jelasnya.

Pemkot Surabaya, kata dia, berupaya melestarikan cagar budaya yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Wali Kota Surabaya pada 1996 itu, berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. 

"Sekarang sedang dipelajari bagaimana penyusunan batu-bata dan sebagainya, untuk kemudian direkonstruksi ulang sesuai bentuk bangunan asalnya," jelas Wiwiek.

Lokasi cagar budaya yang dibongkar tersebut dinilai sebagai tempat bersejarah kota Surabaya. Di salah satu ruang di rumah itu, pejuang asal Surabaya, Bung Tomo mendirikan studio Radio Pemberontakan Republik Indonesia dengan pemancar portable.

Studio itu terpaksa diciptakan karena RRI saat itu masih ragu dengan sepak terjang Bung Tomo. Dari ruang itulah, perang 10 November kemudian berkobar. Dari ruang itu, ratusan ribu pejuang tersulut emosinya untuk mengangkat senjata berperang melawan penjajah, hingga Surabaya disebut kota pahlawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com