Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2016, 20:44 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Nr, ibunda Yn (14) siswi SMP yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh 14 remaja di Bengkulu menyebutkan, putrinya bercita-cita menjadi guru.  Namun, ia mengaku pasrah terhadap keinginan anaknya tersebut.

"Yn dalam beberapa kesempatan mengungkap ingin menjadi guru seperti pamannya namun kami tahu itu tak mungkin terjadi karena kemiskinan kami," kata Nr di rumahnya, Rabu (4/5/2016).

Dia mengatakan, ia dan Yk, suaminya,, kerap membesarkan hati anaknya itu agar cita-cita menjadi terkabul menjadi guru.

Orangtua Yn yang bekerja sebagai tani dan buruh tani itu memiliki rumah yang berukuran sekitar 5x5 meter dengan dinding terbuat dari papan.

Di dinding terdapat beberapa coretan berbahasa Inggris dan Indonesia. Tampak beberapa lubang di dinding rumah. Cahaya matahari tampak bebas masuk menerobos kamar Yn.

Rumah itu terdiri atas dua tingkat dengan atap seng yang mulai berkarat. Lantai satu rumah itu digunakan sehari-hari sebagai ruang keluarga. Sementara lantai atas dibuat sekat satu kamar tidur Yn dan satu lagi kamar kedua orangtua Yn.

Masih terlihat posisi kamar Yn tak berubah, terdapat kelambu, kasur kecil berwarna biru di atas sebuah ranjang kecil dan satu lemari kecil. Terdapat pula alat shalat seperti mukena dan pakaian Yn semasa hidup masih tergantung di sudut kamar.(baca: Serahkan ke Persidangan, Polri Harap 14 Pelaku Kasus Yn Dihukum Maksimal)

Yk mengatakan, dirinya tidak akan mengubah posisi dan isi kamar tidur putrinya tersebut.

Ibu Yn menceritakan, selama ini ia dan suaminya jarang pulang ke rumah karena harus bermalam di kebun kopi miliknya yang jaraknya lumayan jauh, yakni sekitar tiga jam berjalan kaki.

"Ini kami lakukan karena kebun itu satu-satunya sumber pendapatan kami," ucap dia.

Sementara Kepala Desa setempat, Aji Kelas, mengakui tingginya angka kemiskinan di daerah itu.

"Dari 2.000 jiwa masyarakat 60 persennya dalam kondisi miskin penerima BLT, Program Keluarga Harapan dan lainnya. Selanjutnya dari 60 persen masyarakat yang miskin itu 50 persen bekerja seperti orangtua Yn yakni di kebun dan jarang pulang," katanya.

Selain kemiskinan pendidikan juga menjadi persoalan di wilayah itu. Banyak pemuda putus sekolah dengam status pengangguran.

Kanit Reskrim Polsek Padang Ulak Tandih, Bripka Sutriono menyebutkan dari 14 pelaku pemerkosa Yn hanya tiga orang berstatus masih sekolah. Mayoritas mata pencarian di daerah itu yakni berkebun karet dan kopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com