Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2016, 15:00 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan orang dari Front Pembela Islam (FPI) Jatim menggelar aksi dengan membakar bendera berwarna merah bergambar palu dan arit, yang identik dengan lambang bendera Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Pembakaran tersebut dilakukan di sela aksi mengingatkan bahaya komunis di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (28/4/2016).

Aksi tersebut merupakan aksi dukungan kepada Presiden Joko Widodo agar tidak membuka celah bangkitnya PKI di Indonesia. "PKI mengancam NKRI dan Pancasila," kata Ketua FPI Jatim, Habib Haidar Al Hamid, dalam orasinya.

Dia juga meminta presiden Jokowi lebih melek sejarah tentang gerakan PKI di Indonesia. Menurut dia, PKI jelas-jelas melakukan pelanggaran HAM berat sepanjang 1948 - 1965 dengan membunuh para jendral, ulama, dan santri.

"Pemerintah harus berterima kasih kepada para ulama yang membantu TNI memberantas PKI demi tegaknya NKRI," ucapnya.

Selain FPI, aksi tersebut juga diikuti berbagai elemen yang tergabung dalam Front Pancasila. Mereka merespons acara Simposium Tragedi 1965 di Jakarta pada 18-22 April lalu. Front Pancasila khawatir, rekomendasi yang saat ini tengah disusun membenarkan bahwa negara dan umat Islam melakukan pelanggaran HAM pada 1965 kepada PKI, yang akhirnya meminta negara meminta maaf kepada PKI.

"Tidak ada rehabilitasi, kompensasi, apalagi rekonsiliasi untuk pelaku kudeta seperti PKI. Kami justru minta pemerintah tegas memberantas semua paham komunis yang berkembang di Indonesia," katanya. 

Selain melakukan aksi di depan gedung Negera Grahadi, mereka juga bergerak di gedung DPRD Jatim dan kantor biro salah satu televisi swasta di Surabaya, yang dituding menyiarkan tayangan yang dinilai menyebarkan pemahaman salah tentang gerakan PKI.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com