Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Chusniati, Sang Pembersih Sampah di Hutan Mangrove Pamurbaya

Kompas.com - 25/04/2016, 18:44 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Senin (25/4/2016) pagi, Chusniati (42) terlihat menguras perahunya dari air yang menggenang akibat hujan semalam.

Dia bersiap melakukan aktivitasnya membersihkan sampah di hutan Mangrove Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).

Bersama suaminya, Kisbianto, warga RT 3 RW 1, Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, itu akan mengayuh perahunya sepanjang 2 kilometer ke arah laut dengan menyisir hutan mangrove.

Dia membawa tas plastik besar untuk mewadahi sampah-sampah yang dipungut dari akar-akar pohon Mangrove. Meski tidak setiap hari, namun aktivitasnya tersebut sangat berarti bagi hutan mangrove.

"Sepekan kadang dua sampai tiga kali. Itu saja hasil sampahnya sampai 20 kilogram kalau ditimbang," kata ibu dua anak itu kepada Kompas.com, Senin.

Sampah-sampah yang kebanyakan berbahan plastik itu, kata Chusniati, berasal dari laut serta muara sungai.

"Saat laut pasang, sampah-sampah itu tidak ikut ke laut, tapi tertinggal di akar-akar hutan mangrove. Volume sampah semakin banyak saat musim-musim hujan seperti ini," terangnya.

Ikhlas

Apa yang dilakukan Chusniati bukan suruhan orang, instansi pemerintah atau lembaga lain dengan imbalan tertentu. Dia melakukannya atas kesadaran pribadi bahwa jika bukan dia, siapa lagi yang memiliki perhatian pada hutan mangrove di Pamurbaya. 

Sampah yang dihasilkan dari bersih-bersih hutan Mangrove lalu ditimbang untuk dijualnya ke bank sampah yang dikelola warga Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar.

Kebetulan di bank sampah bernama Bintang Mangrove itu, dia sendiri yang dipercaya menjadi sekretaris.

Menurut dia, Bank Sampah Bintang Mangrove tidak hanya menghimpun sampah dari hutan mangrove Pamurbaya, tetapi juga sampah-sampah yang dikumpulkan warga sekitar, khususnya dari nasabah sendiri.

"Saat ini sudah ada 184 nasabah dari berbagai penduduk di sekitar Kelurahan Gunung Anyar Tambak, bahkan ada dua desa yang masuk Kabupaten Sidoarjo," jelasnya.

Berkat Chusniati, kualitas hutan Mangrove di Pamurbaya terus membaik. Paling tidak, perempuan ini mampu mengembalikan fungsi hutan mangrove Pamurbaya sebagai habitat satwa liar seperti monyet ekor panjang, berang-berang, reptil, burung dan serangga.       

Berdasarkan data Yapeka (2012), di Pamurbaya terdapat 53 spesies serangga, 7 spesies mamalia di antaranya monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan musang (Paradoxurus sp), 18 spesies ikan, dan 7 spesies crustaceae, serta beragam jenis reptil.      

Sementara itu, data Kutilang dan Data Pengamat Burung di Surabaya menyebutkan, hingga 2014, di Pamurbaya pernah ditemukan 148 jenis burung. Sebanyak 84 spesies burung merupakan penghuni tetap, dan 12 spesies di antaranya termasuk jenis yang dilindungi. Juga ada 44 jenis burung migran yang hanya singgah di Pamurbaya. 

Dua tahun lalu, Pemkot Surabaya menetapkan Pamurbaya menjadi kawasan konservasi/kawasan lindung sebagaimana yang diatur Perda Kota Surabaya Nomor 12 tahun 2014 tentang RTRW Kota Surabaya tahun 2014-2034.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com