Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omzet Turun, Pedagang Daging Beli Sapi secara Patungan

Kompas.com - 25/04/2016, 09:01 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Omzet pedagang daging sapi segar di Pasar Induk Atrium, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, turun drastis sejak sebulan terakhir.

Pedagang yang sebelumnya bisa menjual setengah ton daging setiap hari, kini hanya dapat menjual 100-200 kilogram.

Imbas dari penurunan omzet ini, pedagang tidak berani lagi membeli sapi secara perorangan. Kini mereka membeli sapi dengan cara patungan atau berkelompok. Seekor sapi biasanya dibeli seharga Rp 7 juta sampai Rp 8 juta.

"Kalau dulu masih bisa satu pedagang beli satu sapi. Sekarang tak mampu lagi. Terjual seratus kilogram sudah syukur," kata Joni, pedagang daging di Pasar Induk Atrium Pangkalpinang, kepada Kompas.com, Senin (25/4/2016).

Menurut Joni, lapak-lapak yang bisa menampung 50 pedagang kini hanya terisi separuhnya. Banyak lapak yang kosong karena usaha penjualan daging tak lagi bergairah. Para pedagang yang kini bertahan hanyalah yang melanjutkan usaha dari orangtua mereka.

Pedagang lain, Amran, mengaku sudah belasan tahun menekuni profesi sebagai penjual daging. Masa-masa saat ini, kata Amran, adalah masa perekonomian yang sulit.

"Dulunya banyak usaha tambang timah rakyat, banyak pendatang jadinya ramai. Sekarang sudah pulang semua, sepi pembeli," kata bapak tiga anak ini.  

Daging sapi segar di Pasar Induk Atrium Kota Pangkalpinang dijual dengan harga Rp 110.000 sampai Rp 115.000 per kilogram.

Pedagang terpaksa menjual daging sapi dengan harga tinggi karena harus mendatangkan sapi dari luar daerah, seperti Lampung dan Mataram.

Menurut pedagang, penurunan omzet terjadi karena sepinya permintaan masyarakat.

Salah satu penyebabnya adalah kondisi perekonomian setempat yang tengah lesu karena banyak pertambangan timah rakyat yang ditutup karena dianggap ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com