Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Waspadai Anggota Etnis Uighur yang Masuk ke Indonesia

Kompas.com - 23/04/2016, 19:22 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tetap mewaspadai kelompok dari suku Uighur asal Tiongkok yang sudah masuk ke Indonesia.

Suku Uighur adalah salah satu kaum minoritas muslim di Tiongkok yang sudah terdeteksi masuk ke jaringan radikal kelompok Santoso. Apalagi, sempat ada permintaan tukar tahanan Uighur di Indonesia yang ditangkap dengan buronan BLBI Samadikun Hartono, namun pemerintah menolaknya.

"Perlu diwaspadai. Sementara yang terdeteksi kan hanya delapan orang yang bergabung dalam kelompok Santoso, sudah dilakukan proses penahanan, penangkapan yang dilakukan oleh pihak jajaran kepolisian," kata Brigjen Pol Herwan Chaidir, Deputi I Bidang Perlindungan BNPT saat seminar di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu(23/4/2016).

Herwan menilai, kelompok Uighur datang ke Indonesia karena mereka melihat bahwa di Indonesia ada tempat untuk berjihad atau berjuang.

Setelah beberapa orang dari etnis Uighur itu ditangkap, diharapkan tidak ada lagi yang melakukan hal sama di Indonesia.

"Kalau kita melihat secara intelijen, wilayah kita sangat luas ini, bisa saja (masuk ke Indonesia). Seperti contohnya yang di Bekasi, ternyata ada namanya Ali, nah itu sudah punya KTP Indonesia. Yahya. mudah-mudahan tidak ada lagi yang ikut masuk kelompok radikal," tambahnya.

BNPT juga tidak berani mengatakan bahwa Indonesia bebas dari etnis Uighur yang notabene di negara asalnya adalah kelompok minoritas muslim yang terlibat gerakan radikal.

Diharapkan peran serta pemerintah dan masyarakat dalam menjaga Indonesia lebih baik lagi. Aparat berwenang juga diharapkan tidak mudah memberikan kartu identitas jika memang bukan warga negara Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com