Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Islam Moderat dari 40 Negara Akan Berkumpul di Jakarta

Kompas.com - 23/04/2016, 16:42 WIB
Andi Hartik

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama (NU) berencana akan menggelar pertemuan tokoh- tokoh Islam moderat di dunia pada 9 Mei 2016  di Jakarta untuk membahas peradaban Islam yang toleran.

Hal itu disampaikan oleh Ketua PBNU Syaifullah Yusuf, yang arab disapa Gus Ipul, saat menghadiri pembukaan Konferensi Cabang NU Kabupaten Pasuruan, Sabtu (23/4/2016).

Wakil Gubernur Jawa Timur itu mengatakan, pertemuan bertajuk "International Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil)" itu akan dihadiri tokoh Islam moderat dari 40 negara.

"NU akan melakukan pertemuan internasional dengan  yang mengundang tokoh-tokoh Islam moderat dari 40 negara," katanya.

Gus Ipul menjelaskan, pertemuan tokoh Islam internasional itu merupakan tindak lanjut dari Muktamar NU ke-33 di Jombang,  tahun lalu, yakni  menjadikan Islam Nusantara sebagai inspirasi dunia.

"Selama ini Islam kan Timur Tengah. Selama ini Timur Tengah gegeran terus. Kita ingin membangun peradaban ini dengan membangun Islam Nusantara sebagai inspirasi," jelasnya.

Ia mencontohkan Islam di Suriah. Menurutnya, ulama di negara tersebut cukup banyak, namun tidak disertai dengan cinta tanah air. Sehingga Islam yang ada menjadi radikal.

"Di Suriah tidak kurang orang alim. Tapi disana tidak plus cinta tanah air. Lagu hubbul waton minal iman tidak ada disana," ungkapnya.

Pihaknya mengaku miris melihat aksi pembunuhan di Suriah yang telah mencapai sekitar 300.000 orang dalam lima tahun perang saudara. Jutaan orang mengungsi ke negara lain.

"Mereka hijrah dari negara Islam ke negara lain yang bisa jadi tidak ada kaitanya dengan Islam," ungkapnya.

Oleh karenanya pihaknya menganggap bahwa cinta tanah air merupakan sebuah kewajiban.

"Aqidah nomor satu, nomor dua cinta tanah air. Tidak ada gunanya kita punya aqidah tapi tidak punya cinta tanah air," tega Gus Ipul.

Hal yang sama juga diungkapkan Rais Am PBNU KH Ma'ruf Amin. Menurutnya, faham radikalisme menjadi masalah yang harus diselesaikan.

"Dunia ini ada ketakutan dengan Islam radikal. Orang-orang ini (radikal) tidak takut mati, malah minta-minta (supaya mati). Nah ini sulit dilawan," jelasnya.

Untuk mengatasi radikalisme itu, kata Ma'ruf, iala Islam moderat.

Saat ini sudah banyak Islam di Eropa yang ingin merubah Islamnya menjadi Islam ahlussunnah wal jamaah annahdliyah atau Islam yang dimiliki NU.

"Isu Islam Nusantara sebagai bungkus menarik perhatian dunia. Sehingga mereka ingin merubah menjadi Islam ahlussunnah wal jamaah annahdliyah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com