Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterangan Kalapas soal Kerusuhan di Lapas Banceuy

Kompas.com - 23/04/2016, 13:04 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II A Banceuy, Bandung, Jawa Barat, Agus Irianto, membeberkan penyebab pecahnya kerusuhan di lapas itu pada Sabtu (23/4/2016) pagi. 

Ia mengatakan, kerusuhan itu terjadi menyusul ditemukannya seorang napi bernama Undang Kosim alias Muhadi (54) yang tewas gantung diri di ruang isolasi pada Sabtu dini hari. Undang merupakan tahanan kasus narkoba yang divonis empat tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Bandung.

Undang telah menjalani masa tahanan selama tiga tahun dan sudah dalam proses asimilasi untuk kemudian dibebaskan.

Sebelum kejadian, dia sudah menjalani masa asimilasi selama empat bulan.

Agus menjelaskan, pada Jumat siang kemarin, Undang tengah bertugas menyapu halaman bagian luar Lapas Banceuy. Namun, salah seorang petugas melihat Undang menerima bungkusan keresek warna hitam dari salah seorang pengendara motor.

"Jadi, awalnya kemarin ada salah satu yang kerja di luar terlihat dari pos 1 ada motor berhenti. Orang itu memberikan kantong keresek warna hitam. Karopam mengejar ke luar. Saat dikejar, Pak Undang ada di WC saat kami geledah tidak ada barang bukti," kata Agus di lokasi kejadian.

Para petugas, lanjut Agus, berinisiatif mencari tahu kebenaran dugaan tersebut dengan menggeledah ruang sel Undang yang berada di Blok B Nomor 3. Tujuh napi lain ikut digeledah.

"Kami perdalam, ingin mencari tahu apakah dibuang atau gimana, digeledah di kamar dia di blok B Nomor 3. Ada satu orang yang positif, bukan Undang. Malam harinya kedua orang itu masuk sel isolasi. Waktu kami kontrol, dia sudah gantung diri," ucapnya.

Pihak lapas kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Bandung. Undang ditemukan tewas pada sekitar pukul 00.15 WIB.

"Begitu ada laporan, saya lapor Polsek, hubungi ke Polrestabes dan Inafis datang untuk kontrol. Kita tidak berani menurunkan, dia gantung diri di ruang isolasi," kata dia.

Agus melanjutkan, para tahanan lain melakukan aksi perusakan lantaran terprovokasi.

"Itu mungkin ada provokasi, pas diembuskan akhirnya spontan mereka ke depan," ujarnya.

Kerusuhan pun pecah. Para narapidana merusak dan membakar sejumlah fasilitas lapas, seperti mobil ambulans dan kantor staf.

"Yang rusak kantor staf, dokumen hancur semua. Ada tempat kunjungan juga. Blok hunian itu hanya Blok F yang rusak," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com