WONOGIRI, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku prihatin dengan penangkapan sejumlah kepala daerah yang tersangkut kasus hukum ketika masih menjabat.
Kasus terbaru adalah penangkapan Bupati Subang Ohang Suhandi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sebuah operasi tangkap tangan. Penangkapan politisi PDI Perjuangan itu melengkapi kasus salah seorang Bupati sebelumnya yang ditangkap BNN karena narkoba.
"Ada teman saya di Jabar di-kecrek (diborgol karena) kasus BPJS, sama jaksa-ne juga. Kalau ada kayak gitu, rakyat pasti ngamuk sama kita," kata Ganjar di sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) di Wonogiri, Kamis (14/4/2016).
(Baca juga: KPK Tetapkan Bupati Subang dan Dua Jaksa sebagai Tersangka )
Ganjar mengingatkan kepada para kepala daerah untuk tidak membuat rakyat marah dan tidak percaya pada pemerintah. Salah satunya dengan bermain-main dalam anggaran. Jika kepala daerah melakukan korupsi otomatis membuat emosi warga meningkat, yang pada akhirnya membuat warga semakin acuh.
"Warga pasti ngunek-ngunekke (mengeluhkan) yang jelek-jelek. Saya ingin ngajak Bapak Ibu tobat bareng-bareng," kata Ganjar.
"Kalau kerjanya apik, rakyatnya pasti senang," tambahnya lagi.
Ganjar mengaku kerap mendengar anggaran yang dipotong berapa persen oleh kepala daerah. Namun, ketika dikonfirmasi semua kepala daerah atau pejabatnya mengatakan tidak ada potongan.
"Ini (soal potongan) perlu disampaikan di awal agar di belakang tidak ngrundel (ngomel). Memang agak kasar, tapi saya mohon maaf," tambahnya.