Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Meninggalnya 61 Orang di Tuban, Walhi Gandeng Komnas HAM

Kompas.com - 11/04/2016, 16:47 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur (Jatim), mengundang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk memantapkan hasil investigasinya di lapangan, terkait  meninggalnya 61 warga Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur (Jatim) dalam rentang waktu 45 hari.

Direktur Eksekutif Walhi Jatim Ony Mahardika mengatakan, pihaknya sengaja merangkul Komnas HAM, agar dapat mengetahui secara langsung data dan fakta yang terjadi di lapangan terkait fenomena tersebut.

Data dan fakta yang akan ditemukan oleh tim Komnas HAM nantinya, akan dijadikan sebagai pembanding hasil yang sudah ditemukan oleh Walhi Jatim.

“Hari ini, tim dari Komnas HAM bersama dengan kami akan berkunjung ke Tuban. Namun mohon maaf, saya belum bisa memberitahukan berapa orang Komnas HAM yang diterjunkan dalam tim, karena kami hanya janjian dan baru bertemu langsung di TKP (Desa Karanglo) usai maghrib nanti. Sementara tim Komnas HAM langsung bertolak dari Jakarta,” beber Ony saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/4/2016).

Ony menuturkan, saat ini dirinya dan beberapa jajaran Walhi Jatim tengah bertolak menuju TKP untuk bertemu dengan tim yang diterjunkan oleh Komnas HAM. Tim akan berkumpul di TKP, bersama dengan Kepala Desa Karanglo Sunandar.

“Kami akui, tim yang kami terjunkan kemarin, memang hanya menemukan data sekitar 33 orang yang meninggal dunia dan bukan 61 dalam rentang waktu tersebut. Tapi sepertinya ada yang ditutupi dari fenomena ini, karena tim kami sedikit kesulitan dalam menggali data di lapangan,” jelasnya.

Perkiraan Ony akan adanya pencemaran lingkungan di TKP pun semakin menguat. Serta tidak menutup kemungkinan, warga yang meninggal dunia tersebut lantaran terkena pencemaran industri semen yang banyak menjamur di Kabupaten Tuban.

“Karena kebanyakan warga yang meninggal karena penyakit paru-paru, besar kemungkinan indikasi mengarah ke arah sana (pencemaran industri). Karena Desa Karanglo termasuk dalam wilayah ring satu PT Semen Indonesia. Meski indikasinya memang tidak sekedar pencemaran debu semen, tapi juga bisa berasal dari debu batu bara,” kata Ony.

“Tapi, penyakit paru-paru itu imbasnya memang tidak bisa dirasakan secara langsung, tapi 20 tahun kemudian. Dengan yang meninggal dunia itu di kisaran usia 40-50 tahun dan beroperasinya PT Semen Indonesia (dulu PT Semen Gresik) di sana sejak 1994, silakan dipersepsikan sendiri,” tambah dia.

Namun sebelum adanya data kuat dimiliki, pihak Walhi Jatim enggan menjustifikasi bahwa kejadian di Desa Karanglo itu akibat pencemaran industri PT Semen Indonesia.

“Tapi dengan adanya kasus ini, akan menjadi pintu masuk bagi Komnas HAM untuk melihat secara langsung, menyelidikinya, dan melakukan investigasi, akan kondisi riil di lapangan. Di mana temuan di lapangan mereka, akan kami jadikan sebagai pembanding hasil temuan kami,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com