Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monopoli Taksi dan Fasilitas Parkir di Bandara Husein Sastranegara Diprotes

Kompas.com - 11/04/2016, 16:28 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Upaya perbaikan wajah Bandara Husein Sastranegara Bandung diapresiasi masyarakat. Namun, upaya itu dinilai tak dibarengi dengan perbaikan sarana transportasi dan fasilitas parkir yang ideal.

Sejumlah warga mengeluhkan soal adanya monopoli taksi "resmi" bandara, Primkop AU. Selain tak sesuai standar pelayanan, taksi tersebut tak mempunyai argo.

Roni Kurniawan (30), salah seorang warga, mengaku mempunyai pengalaman kurang mengenakkan saat hendak menggunakan jasa taksi Primkop AU.

"Saya waktu itu dari bandara mau pulang ke daerah Gatot Subroto, Bandung. Saya pakai taksi Primkop AU. Harganya langsung ditembak saja, saya diberi karcis antrean yang mencantumkan ongkos. Saat itu, harganya Rp 70.000. Padahal, kalau naik taksi argo paling mahal Rp 50.000," kata Roni saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (11/4/2016).

Selain tak memperbolehkan taksi lain masuk wilayah bandara, di bandara tersebut juga terdapat angkutan pelat hitam.

"Nah, saya coba tanya ke angkutan pelat hitam. Mereka menawarkan harga yang lebih fantastis, Rp 150.000 dari bandara ke Gatot Subroto," tambahnya.

Tak hanya soal transportasi, warga pun mengeluhkan minimnya fasilitas parkir di bandara. Dia menyayangkan lantaran kondisi tersebut telah berlangsung sejak lama dan belum ada pembenahan.

"Parkirnya sempit, sangat kurang layak. Warga yang pernah ke bandara pasti mengeluhkan hal yang sama. Sayang sekali, padahal di dalam sudah bagus, tapi di luar masih begini saja," ujar Lukman Jafar (29), warga lain.

Persoalan tak tertatanya moda transportasi dan minimnya lahan parkir di Bandara Husein Sastranegara bukan cerita baru. Meski sudah sering kali mendapat keluhan dari masyarakat, hingga kini belum ada upaya perbaikan.

Baru-baru ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dalam situs resminya mengeluarkan keterangan tertulis soal tiga keluhan utama konsumen di Bandara Husein Sastranegara.

Pertama, area parkir yang sangat terbatas. Akibatnya, terjadi antrean yang sangat panjang dan semrawut pada peak session. Lebih ironis lagi, sekalipun hanya drop, tetapi konsumen tetap dikenakan tarif.

Kedua, otoritas bandara tak memperbolehkan bus besar masuk ke area bandara. Hal itu menyulitkan konsumen yang datang bersama rombongan, apalagi konsumen asing yang berbelanja banyak.

Ketiga, pelayanan taksi yang sangat tidak standar, khususnya dari sisi penarifan dan jenis armada. Pengemudi taksi sering menetapkan tarif secara sepihak dan semaunya sendiri.

 

Kompas TV Inilah Wajah Baru Bandara Husein
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com