Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghasilan dari Ternak Ayam Tak Cukup, Pria Ini "Nyambi" Jadi Bandar Sabu

Kompas.com - 11/04/2016, 08:49 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA UTARA, KOMPAS.com - Seorang pengedar narkoba berinisial ED ditangkap di Kecamatan Lapai, Kabupaten Kolaka Utara.

Dalam penangkapan itu, polisi menyita barang bukti berupa timbangan digital dan 9 bungkus kecil sabu siap edar.

Kepada polisi, ED mengaku, menjual setiap bungkus sabu seharga Rp 200.000-Rp 500.000 kepada pelanggannya yang berprofesi sebagai petani kebun dan tukang senso atau penggergaji kayu.

ED sendiri sempat dipenjara beberapa tahun dengan kasus yang sama di daerah Luwu Timur,, Sulawesi Selatan. Namun, dia mengaku baru berjualan mulai tahun ini.

"Saya jual ini sabu sejak tahun baru kemarin, Pak, dan ini baru tiba dari Siwa, Sulawesi Selatan. Harga satu paket saya belikan Rp 1 juta, Pak," katanya, Senin (11/4/2016).

Kepada polisi, ED mengaku menjual narkoba karena butuh tambahan biaya hidup di samping beternak ayam.

"Ini sekedar kerja tambahan, Pak. Beternak ayam tidak cukup pakai biaya hidup," tambahnya.

Sementara itu, Kapolres Kolaka Utara AKBP Darmawan Affandi mengatakan, tersangka ini memang merupakan target operasi. Sasaran penjualannya sangat memprihatinkan, yaitu dari berbagai profesi dan pekerjaan, termasuk para petani.

"Selain sabu dan timbangan digital, ada juga uang lebih Rp 1 juta yang disita sebagai barang bukti. Uang itu diduga hasil jual beli narkoba," tegasnya.

Berdasarkan UU narkotika, tersangka terancam hukuman penjara selama lima tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com