Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD yang Tertangkap "Nyabu" Jalan-jalan di Mal, Warga Sulut Kesal

Kompas.com - 09/04/2016, 12:17 WIB

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Warga Sulawesi Utara, khususnya Manado mengekspresikan kekecewaan mereka atas tindakan penyidik Polda Sulut yang membebaskan Cicilia alias CL, seorang anggota DPRD Manado.

Politisi Partai Demokrat itu sebelumnya tertangkap tangan saat sedang berpesta sabu di sebuah tempat karaoke di Manado, Jumat (1/4/2016).

Saat itu tim Polda Sulut dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulut mendapat informasi sedang digelar pesta sabu di tempat karaoke itu.

Saat penggrebekan dilakukan, polisi mendapati CL bersama beberapa orang lainnya dalam kondisi setengah mabuk. Saat kabar penangkapan CL beredar, wartawan sulit menkonfirmasi kebenaran berita itu.

Saat jumpa pers digelar, Senin (4/4/2016), Diresnarkoba Polda Sulut, Kombes Pol Edi Djubaedi mengakui, CL positif sabu.

"Tes urine di tempat, hasilnya positif," ujar Edi.

Petugas yang mengembangkan kasus ini lalu menggeledah kediaman CL dan menemukan dua paket sabu seberat 0,15 gram. Sebagian benda haram itu sudah dimasukkan ke pipet dan siap diisap.

Saat ekspose para tersangka, termasuk CL, wartawan memprotes polisi yang menutupi wajah para tersangka dan mereka berbaris menghadap tembok.

Para wartawan tidak begitu saja percaya jika salah satu tersangka yang tertutup wajahnya itu adalah CL.

Belum habis pertanyaan atas penanganan kasus tersebut, media malah dibuat terkejut saat mengetahui penyidik membebaskan CL pada Selasa (5/4/2016).

Penyidik memberi alasan barang bukti yang didapat saat penangkapan CL hanya 0,15 gram dan yang bersangkutan hanya diharuskan mengikuti rehabilitasi.

Sementara penyidik berjanji untuk terus menuntaskan kasus ini, sehari setelah dibebaskan, warga mengaku memergoki CL sedang jalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan di Manado.

Foto perempuan berwajah mirip CL kemudian menjadi viral di jejaring media sosial. Kontan saja warga langsung mencurahkan kemarahan mereka, yang menganggap polisi tidak adil dalam menangani sebuah kasus tindak pidana.

"Pak polisi, baru saja kami bangga dengan prestasi-prestasi kalian menangkap para bandit-bandit di Sulut (yang walaupun kebanyakan kategori kelas teri), tapi kenapa kalian rusak kebanggaan kami dengan kecerobohan kalian dalam menangani kasus Mama CL. Mungkinkah kami yang ada di grup ini kurang support pada kalian? Atau kami hanya kurang berduit?," ungkap Iss dalam group Facebook Manguni Team123 Reskrimum, Sabtu (9/4/2016).

Group Facebook itu mendapat pujian beberapa waktu belakangan karena cepat sekali dalam merespon laporan dugaan tindak pidana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com