Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Renaldi Minta Pemerintah Penuhi Permintaan Kelompok Abu Sayyaf

Kompas.com - 31/03/2016, 14:30 WIB
Mansur

Penulis

POSO, KOMPAS.com – Pihak keluarga Anak Buah Kapal (ABK) Brahma 12 yang menjadi korban penyanderaan kelompok milisi Moro pimpinan Abu Sayyaf meminta pemerintah secepatnya memenuhi permintaan uang terbusan demi keselamatan anaknya.

Roslian (42), warga gang Merak I, jalan Pulau Irian, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, menjelaskan, dua hari sebelum kejadian dirinya masih sempat melakukan komunikasi dengan anaknya, Rinaldi alias Aldi.

Rinaldi atau lebih akrab disapa Aldi (24), kelahiran Wotu, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu dari 10 orang ABK Brahma 12 yang ikut menjadi korban pembajakan kapal oleh milisi Moro Filipina pimpinan Abu Sayyaf pada Sabtu (26/3/2016) lalu.

Para penyandera tersebut sebelumnya berjanji akan membebaskan seluruh warga negara Indonesia (WNI) dalam keadaan selamat dengan jaminan uang tebusan sebesar 50 juta Peso Filipina atau sekitar Rp 14,4 miliar.

Roslian yang ditemui sejumlah jurnalis di rumahnya, Kamis (31/03/2016), menceritakan, sebelum berangkat berlayar, Aldi masih sempat menghubunginya via pesan singkat (SMS) meminta restu berlayar keluar negeri (Filipina).

Anak pertama dari tiga orang bersaudara tersebut merupakan lulusan salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran di Makassar, dan sudah aktif melakukan pelayaran antar-provinsi sejak 2 tahun terakhir. Namun untuk pelayaran luar negeri adalah yang pertama kalinya.

"Saya sangat perihatin atas musibah yang menimpa anak saya. Saya berharap pemerintah secepatnya bisa mengabulkan seluruh permintaan para penyandera tersebut agar anak dan temannya bisa kembali dan pulang ke Indonesia dengan selamat," harap Roslian yang saat itu didampingi adik perempuan Rinaldi, Kiki (22).

Sementara itu, Kiki mengaku kaget mendengar kabar dari media bahwa kakaknya disandera teroris.

"Saya keget begitu menonton di sejumlah media TV, ternyata salah satu korban penyanderaan adalah kakak saya. Dia orangnya sabar dan sangat penyayang sama keluarga, termasuk ibu saya yang sudah sakit-sakitan," kata Kiki.

Ia dan ibunya berharap upaya penyelamatan para sandera oleh pemerintah Filipina dan Indonesia terlaksana dengan aman tanpa adanya korban jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com