Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekskul Berbasis Sampah, Melatih Kreativitas dan Kepedulian Lingkungan

Kompas.com - 31/03/2016, 12:43 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Saat ini sampah plastik menjadi fokus perhatian berbagai pihak. Berbeda dengan sampah organik, sampah plastik sangat sulit terurai. Butuh waktu yang lama untuk menguraikan plasti. Hal ini menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya.

Selama ini tanpa disadari, peranan para pemulung dalam mengurangi timbunan sampah plastik sangatlah besar kendati tidak bisa menghilangkan seratus persen sampah plastik yang ada.

Perlu sebuah gerakan bersama untuk mengurangi sampah plastik secara masif, termasuk dari kalangan sekolah. Sebab, sekolah merupakan salah satu sumber penghasil sampah.

Setiap hari berapa banyak sampah yang dihasilkan? Kenapa siswa tidak dilibatkan untuk menanganinya?

Di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kalisidi 02, Ungaran, Kabupaten Semarang ini misalnya.  Para guru dan siswanya mengelola sampah plastik melalui kegiatan ekstrakurikuler berbasis sampah. Cara ini dinilai kreatif dan menyenangkan.

Simak saja bagiamana siswa-siswa dari pelosok desa ini piawai memainkan melodi yang dinamis dari berbagai barang bekas. Galon bekas, ember yang tak terpakai, kaleng cat, kaleng biskuit berpadu dengan tiupan pianika dan pukulan rebana ternyata mampu menghasilkan melodi lagu gambang suling yang apik. Orkestrasi dari baran-barang bekas ini mereka sebut "Drum Blek".

"Pakai botol, kaleng wafer dan dari galon, ember, gentog terus ada bas juga. Pertamanya sulit, tapi lama-lama jadi gampang dan menyenangkan," kata Muhammad Naufal Alfaid, salah satu siswa MI Kalisidi 02.

Selain musik, ekstrakurikuler berbasissampah lainya adalah pembuatan hiasan dan mainan dari sampah. Sedotan bekas, gelas plastik hingga bekas kemasan kemasan makanan disulap menjadi aneka karya yang menarik.

Sedotan bekas jajanan anak-anak misalnya. Setelah dicuci bersih, lalu dibelah melebar. Kemudian dilipat berpola segitiga. Segitiga-segitiga ini lalu diuntai menggunakan benang dan jarum, maka jadilah hiasan jendela yang cantik.

"Kalau jajan terus beli minuman dikumpulin, ada cup gelas, sama sedotan, sama botol plastik. Dibuat hiasan jendela, hiasan pintu, topi, buat mobil-mobilan," kata Cici, Siswa MI Kalisidi 02 lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com