Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terendam Banjir, Sopir Mengeluh karena Harus "Nombok"

Kompas.com - 31/03/2016, 11:47 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Para sopir truk mengeluhkan kondisi Jalan Desa Nibung, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang kerap terendam banjir ketika hujan lebat.

Panjang jalan yang dilanda banjir di ruas jalan itu mencapai 300 meter, termasuk sebuah jembatan.

Banjir mengakibatkan sopir harus mengeluarkan biaya ekstra. Mereka terpaksa ngetem hingga berjam-jam.

Sopir tak punya pilihan selain melewati Desa Nibung. Jalan itu merupakan satu-satunya penghubung Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan.

"Kami sudah menunggu sampai empat jam. Air belum juga surut. Kami tak berani mengambil risiko melewati jalan ini karena penuh membawa muatan sembako," kata Tio, sopir truk yang ikut mengantre, kepada Kompas.com, Kamis (31/3/2016).

Karena harus menunggu, Tio bersama rekannya dan para sopir lain harus berbelanja untuk membeli makanan dan minuman.

Tadi malam, ketika hendak berangkat, Tio sudah makan menggunakan uang jalan. Kali ini ia terpaksa merogoh uang pribadi karena uang jalan hanya untuk sekali makan dan bahan bakar yang telah dihitung sesuai jarak tempuh.

"Harus keluar duit pribadi ditambah nanti kalau ada kerusakan mesin karena banjir. Itu tidak masuk dalam ongkos angkut barang. Kami yang harus menanggung," ujar pria yang sudah 10 tahun menjadi sopir truk.

Menurut Tio, sembako yang dibawanya berupa gula pasir, beras, mentega dan bumbu dapur. Barang-barang itu seharusnya sudah tiba di Kabupaten Bangka Selatan pada pukul 06.00 tadi.

Karena jalan masih tergenang, para sopir terpaksa menunggu air surut. Paling tidak air surut hingga kisaran 50 cm, barulah para sopir berani melintas jalan tersebut.

Sopir lain, Agus, menggunakan kendaraan pikap untuk mengangkut ikan-ikan segar dari Pelabuhan Sadai, Bangka Selatan, menuju Kota Pangkalpinang.

Ia juga terpaksa menunggu banjir surut. Padahal, pagi-pagi ikan segar yang dibawanya sudah harus sampai di pasaran.

"Kalau kami rugi, ikan ini tidak terjual dengan harga wajar. Siapa yang akan menanggung?" ujar Agus dengan wajah murung.

Selain truk sembako, kendaraan yang ikut mengantre adalah kendaraan pengangkut bahan bakar minyak milik Pertamina dan puluhan minibus.

Pengendara sepeda motor yang ingin melewati banjir bisa menumpang truk dengan tarif Rp 20.000 sekali jalan.

Jalan di Desa Nibung terendam banjir akibat hujan lebat sejak Rabu malam kemarin. Luapan banjir bertahan karena badan jalan lebih rendah serta adanya kolam-kolam bekas penambangan timah.

Hingga saat ini, belum ada upaya pemerintah untuk meninggikan badan jalan atau membangun ruas jalan alternatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com