Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brigadir Haidar Sengaja Peluk Granat Sebelum Meledak...

Kompas.com - 30/03/2016, 16:11 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com – Demi menghindari korban lebih banyak, Brigadir Muhammad Haidar rela mengorbankan dirinya dalam peristiwa ledakan granat di Aula Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Haluole Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (29/3/2016).

Harson (36), salah seorang satpam yang juga menjadi peserta pelatihan dasar itu, mengatakan, Haidar memeluk granat yang jatuh di lantai sebelum meledak.

"Kayaknya almarhum Pak Haidar memeluk granat yang jatuh itu untuk menghindari korban lebih banyak lagi. Karena saat granat disuruh pegang ke almarhum Jufriadi jatuh, mungkin dia gugup dan takut. Melihat itu, Pak Haidar nekat memungut granat dan langsung dia simpan di dadanya beberapa detik kemudian meledak," tutur Harson ditemui di depan PKM Universitas Haluole, Rabu (30/3/2016).

Dia menceritakan, saat materi pengenalan bahan peledak, pelatih dari Gegana Brimobda Sultra Aiptu Safruddin menjelaskan cara menjinakkan bom sambil menunjukkan jenis bahan peledak yang ada di atas meja.

Namun, tanpa sepengetahuan Syafruddin, Haidar mengambil granat nanas dan menunjukkan bahan peledak itu sambil mengelilingi meja peserta pelatihan dasar satpam.

“Sesuai penjelasan dari instruktur yang kami terima, ledakan dari granat itu radiusnya bisa sampai 300 meter. Nah, kalau tidak dipeluk itu granat sama almarhum, sudah banyak mungkin korban dan hancur itu ruangan PKM," ungkap Harson.

(Baca juga: Kronologi Ledakan Granat di Kampus UHO yang Menewaskan 4 Orang)

Namun demikian, dia juga sangat menyesalkan kejadian naas yang telah menewaskan empat korban itu. Apalagi, peserta pelatihan tidak diberi tahu kalau bahan peledak yang digunakan sebagai bahan simulasi itu ada yang masih aktif.

“Harusnya bom aktif jangan dibawa ke kampus. Baru kenapa juga tidak diberi tahu dari awal kalau granat yang dibawa itu masih aktif,” imbuhnya.

Sementara itu, pelatihan dasar pengamanan untuk satpam kerja sama Universitas Haluoleo dan Polda Sultra itu tetap akan dilanjutkan. Namun, tambah Harson, tiga hari ke depan pelantihan itu dihentikan sementara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di RS Bhayangkara Kendari, dari hasil visum luar yang dilakukan tim Dokkes Rumah Sakit Polri itu, dari empat korban ledakan bom, Brigadir Haidar mengalami kondisi yang paling parah.

Pergelangan tangan kiri korban putus, bagian perut dan dada korban juga kondisinya sangat parah. Tiga korban lainnya, yakni Jufriadi, Aswar, dan Kaharuddin, juga mengalami luka di bagian kepala dan dada.

Sebelumnya diberitakan, empat orang tewas dalam ledakan bom di aula PKM kampus UHO Kendari pada Selasa (29/3/2016) sore, ketika materi pengenalan bahan peledak yang disampaikan pelatih dari Gegana Brimob Polda Sultra.

Keempat korban yang meninggal yakni Brigadir Muhammad Haidar dari Gegana Brimob Sultra. Tiga korban lainya yakni petugas satpam di kampus Universitas Haluoleo Kendari, yaitu Kaharuddin, Jufriadi, dan Aswar.

Sementara itu, delapan orang korban luka masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Bahteramas Kendari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com