Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terganjal Syarat Kementerian, Dana Banjir Rp 25 Miliar Dipulangkan

Kompas.com - 30/03/2016, 08:58 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Banjir besar yang melanda sebagian besar wilayah Kota Pangkalpinang, Provinsi kepulauan Bangka Belitung, sejak dua hari terakhir, menyisakan kisah tersendiri terkait anggaran di depan mata yang tak jadi dipakai.

Ketika itu, pada 2015, Pemko Pangkalpinang, harus mengembalikan dana pemerintah pusat sebesar Rp 25 miliar yang diposkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum.

“Dananya sudah masuk ke kas daerah. Tidak bisa digunakan karena syarat-syarat dari pemerintah pusat. Akhirnya kami pulangkan lagi,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Pangkalpinang, Suparlan Dulaspar, Rabu (30/3/2016).

Pengusulan anggaran, ketika itu, kata Suparlan, untuk membangun infrastruktur pengairan yang ada di Kota Pangkalpinang.

Ada tiga lokasi yang akan dibangun, yakni bantaran Sungai Rangkuih, Sungai Pedindang, dan Kolong (embung) Kacang Pedang.

Alih-alih membuka tender, anggaran justru dikembalikan karena kementerian memberlakukan syarat tambahan, yakni setiap anggaran untuk infrastruktur pengairan harus menunjang program ketahanan pangan nasional.

“Kami pemerintah kota tidak memiliki kawasan pertanian. Bagaimana mungkin membangun irigasi untuk sawah dan ladang. Yang kami butuhkan adalah infrastruktur pengairan untuk mengatasi banjir. Tapi apa boleh buat, jika dipaksakan akan jadi temuan karena syarat penggunaan anggaran tidak terpenuhi,” papar Suparlan.

Suparlan mengklaim, jika infrastruktur pengairan jadi dibangun pada 2015, maka kisah banjir Pangkalpinang tahun ini, akan berbeda. Bahkan, lanjut Suparlan, bisa saja tidak terjadi banjir karena berdasar kalkulasi pemkot, pembangunan infrastruktur pengairan di tiga lokasi dalam kota sudah cukup untuk mengurai tiga juta kubik genangan banjir yang terjadi saat ini.

“Sialnya, tahun ini kami tak lagi dapat alokasi pusat. Terpaksa dialokasikan sendiri melalui APBD kota Rp 10 miliar. Ini jelas tidak cukup,” pungkas Suparlan yang sempat bolak-balik memantau banjir menggunakan sepeda motor.

Dalam kurun waktu sebulan terakhir, Kota Pangkalpinang dilanda banjir besar sebanyak dua kali. Pertama kali terjadi pada awal Februari dan yang kedua pada Selasa lalu.

Genangan banjir merendam pusat kota, pasar induk, pemukiman warga dengan kedalam air mencapai satu hingga dua meter. Aktivitas kota sempat lumpuh, menyebabkan kerugian materi dan inmateril serta satu korban tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com