Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urus 147 Orang Gila Secara Gratis, Utiyah Kerap Utang Beras di Penggilingan Padi

Kompas.com - 26/03/2016, 07:10 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Ratusan orang gila, depresi, hingga stres ditampung dan dibina di rumah Utiyah (46). Tak ada biaya yang dipungut mantan tenaga kerja Indonesia itu kepada pihak keluarga.

Lantaran membantu dengan cuma-cuma ini, Utiyah kerap menemukan kesulitan untuk menyediakan makanan bagi para binaannya. Ada 147 orang gila yang dibinanya yang membutuhkan 1,2 ton beras setiap bulan.

Untuk mencukupi kebutuhan besar itu, Utiyah kerap berhutang di penggillingan padi atau selep.

“Bayarnya ketika nanti ada bantuan,” kata Utiyah.

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Utiyah (46), guru SD Erorejo, Wonosobo yang mengasuh ratusan orang gangguan jiwa di rumahnya.
Utiyah dan keluarga tidak meminta iuran dari para anak yang diasuhnya. Bagi dia, yang datang berobat di rumahnya rata-rata miskin, sehingga tidak bisa diharapkan menjadi sumber biaya.

(Baca: Kisah Utiyah, Wanita Luar Biasa yang “Tampung” dan “Hidupi” Ratusan Orang Gila)

Kini, dia agak bersyukur karena ada bantuan dari Badan Zakat Nasional yang membantu pembangunan gedung baru. Gedung itu berada di ujung belakang, dan baru selesai pembangunnya.

Para pemilik gangguan kejiwaan ini dibina dengan sabar oleh Utiyah dan beberapa asistennya yang dulu juga sempat mendapat pengobatan di tempatnya.

Untuk menyembuhkan orang-orang yang dirawatnya, Utiyah menggunakan berbagai cara. Mulai dari nasehat, terapi musik, dizir, hingga olahraga. Cara itu cukup ampuh, namun dengan tingkat kesembuhan yang berbeda-beda.

Latar belakang orang-orang yang dibina Utiyah juga cukup beragam, tak hanya yang tak berpendidikan, ada juga pemilik gelar master.

“Ada S2 juga. Yang satu dari Kepil, Wonosobo dulu ngajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), satunya dari Jogja. Yang dari Kepil sudah sembuh,” kata pendiri Panti Psikotik Dzirul Ghofilin Erorejo, Wonosbo, Utiyah.

 

Jika ditotal selama satu bulan, ia sedikitnya membutuhkan 1,2 ton beras.

Ketua Pendiri Kampung Buruh Migran Wonosobo, Maizidah Salas mengatakan Utiyah merupakan salah satu mantan buruh migran Arab Saudi yang berhasil mempelajari penyakit kejiwaan, kemudian beraksi membantu yang lain mengalami masalah tersebut.

Utiyah dan dua saudaranya pernah mengalami gangguan jiwa, namun telah sembuh kembali.

Ia pun mengabadikan diri untuk menyembuhkan orang lain yang terkena masalah yang sama.

Para pengurus di pantinya sebagian merupakan bekas orang-orang yang dulu dirawat di tempat ini.

Ayo bantu Kompas.com untuk berdonasi ke Utiyah di sini https://kitabisa.com/utiyah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com