Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Kaget dan "Shock" Tahu Ishaka Tewas di Poso

Kompas.com - 25/03/2016, 18:31 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com — Keluarga Ishaka, warga Desa O’o, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, kaget dan shock setelah menerima kabar bahwa anaknya tewas saat kontak senjata dengan aparat gabungan TNI dan Polri di Poso, Sulawesi Tenggara, Selasa (22/3/2016).

Pemuda berusia 24 tahun itu diduga sebagai anggota jaringan Santoso, gembong teroris yang paling dicari. Keluarga terkejut setelah mendengar anak kedua dari enam bersaudara itu tewas sebagai pelaku teroris di Poso.

Ishaka dilahirkan di Desa O’o pada tahun 1992. Ia merupakan anak dari Sukardin dan Januria.

Kakak kandung Ishaka, Titin, kepada Kompas.com, Kamis (24/3/2016), mengaku terpukul saat menerima informasi bahwa adiknya meninggal akibat kontak senjata dengan aparat TNI dan Polri di Poso.

"Kami kali pertama diberitahukan oleh anggota polisi. Katanya, Ishaka telah meninggal di Poso," kata Titin.

Setelah mendapat kabar itu, ia bersama keluarganya mendatangi Polsek Donggo untuk menanyakan kebenaran informasi tersebut. Polisi pun membenarkan, salah satu dari dua terduga teroris yang tewas saat kontak senjata di Poso adalah anggota keluarganya.

"Awalnya, kami tidak percaya Ishaka sebagai pelaku teror. Setelah mendengar kabar itu, kami sekeluarga, terutama ibu, merasa terpukul dan shock," tutur dia.

Titin mengaku, Ishaka terakhir bertemu keluarga pada tahun 2014 lalu. Saat itu, dia berpamitan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu universitas di Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak itu, Ishaka pun jarang memberi kabar.

"Kami tidak tahu kalau dia terlibat (jaringan) teroris. Terakhir, dia menelepon pada bulan Ramadhan. Setelah itu, tidak ada lagi kabar," ungkap Titin.

Menurut dia, Ishaka di mata keluarga adalah sosok yang sangat baik dan sopan. Bahkan, ia rajin shalat ke masjid.

"Dia adalah sosok adik yang sopan di mata keluarga. Selama ini, dia tidak pernah membuat keresahan di kampung karena dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah," kata Titin.

Keluarga terduga teroris ini meminta agar jenazah Ishaka segera dipulangkan untuk dimakamkan.

Sementara itu, Kapolres Bima AKBP Gatut Kurniadin membenarkan tentang adanya salah seorang warga Bima yang meninggal seusai kontak senjata dengan aparat gabungan di Poso. Hanya, pihaknya belum mendapat laporan resmi terkait warga Bima yang terlibat dalam jaringan teror.

"Memang, kami sudah mendapat kabar itu, tetapi kami belum mendapat informasi resmi,” kata Gatut.

Untuk memastikan informasi adanya warga Bima yang tewas di Poso, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Polda Sulteng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com