Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putus Penyebaran, Peternak Bakar Unggas yang Terkena Flu Burung

Kompas.com - 23/03/2016, 08:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Peternak unggas di Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi membakar unggas miliknya yang terserang flu burung.

Inisiatif tersebut sengaja diambil oleh kelompok peternak "Tegar" untuk memutus mata rantai penyakit yang menyerang peliharaannya sejak 3 bulan terakhir. Bukan hanya unggas dewasa, telur dan anakan yang terlihat sakit juga di bakar.

"Ini kesepakatan kami para peternak agar flu burung tidak semakin menyebar. Agar kasusnya segera selesai dan kami bisa memulai beternak lagi," jelas Imam Sahmari, Ketua Kelompok Peternak Tegar kepada Kompas.com, Rabu (22/3/2016).

Saat ini jumlah unggas yang masih ada di Desa Wringangung tinggal 5 persen dengan total kerugian mencapai Rp 500 juta. Selain itu, ada beberapa peternak yang harus menanggung utang hingga puluhan juta rupiah karena modal untuk beternak meminjam kredit bank.

Kelompok peternak sudah mengajukan perpanjangan jatuh tempo untuk pembayaran kredit atas rekomendasi dari Dinas Peternakan.

"Rata rata kami pinjam Rp 25 juta sampai Rp 30 juta dengan jatuh tempo 6 sampai 9 bulan setelah peminjaman. Ada 8 peternak yang kami mintakan rekomendasi agar bisa ditunda pembayarannya," jelas Imam.

Ia sendiri mengalami kerugian mencapai Rp 35 juta, dari total 400-an itik dan 300-an ayam peliharaannya.

"Untuk jenis hibrida harganya mencapai Rp 75.000 per ekor. Kalau pejantan bisa sampai Rp 1 juta per ekor. Dan semuanya sudah mati," jelasnya.

Dia sengaja meninggalkan beberapa anakan untuk melihat apakah flu burung masih menyebar atau tidak.

Ia mengaku pembakaran unggas peliharaan mereka tersebut merupakan dilema. Di satu sisi mereka berharap agar wabah flu burung segera selesai tapi disisi lai mereka harus mempertahankan beberapa unggas agar bisa melanjutkan ternak mereka.

"Kami mau kalau unggas peliharaan dibakar semua tapi kami berharap ada bantuan kompensasi dari pemerintah untuk mengganti ternak yang mati," jelasnya.

Sementara itu Heru Santoso, Kepala Dinas Peternakan Banyuwangi saat dihubungi Kompas.com mengaku sudah memberikan disinfektan kepada para peternak untuk mencegah penyebaran flu burung serta melarang menjual unggas yang masih hidup.

"Nanti kami juga akan memberikan vaksin gratis selama setahun sebanyak Rp 25.000 unggas yang ada di Banyuwangi," jelas Heru.

Kematian mendadak unggas di Kabupaten Banyuwangi terjadi sejak 3 bulan terakhir. Dari pemeriksaan Balai Veteriner Yogyakarta serta Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur unggas yang mati positif terkena flu burung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com