"Bantuan Ini Bukan karena Saya Mau Maju Bupati..."

Wanita yatim piatu ini tinggal bersama adiknya di rumah warisan almarhum kedua orangtuanya. Darmiati lumpuh sejak lahir. Saban hari, dia membiayai hidupnya dari hasil upahan mencongkel pinang milik warga desa itu. Biasanya, dia hanya memperoleh uang sebesar Rp 10.000 per hari.

Pekerjaan itu dilakukan selagi musim pinang berbuah. Jika tidak, maka dia tak bisa bekerja apa pun. Kakinya sulit digerakkan. Untuk berjalan, dia butuh kursi roda. Di depan orang nomor satu di Aceh Utara itu, Darmiati menyatakan sangat membutuhkan kursi roda.

“Juga butuh rumah untuk tempat tinggal saya dan adik-adik saya,” sebutnya kepada Kompas.com, Minggu (20/3/2016).

Anak ke-4 dari 6 bersaudara ini terkejut ketika mengetahui Bupati datang ke rumahnya. Sebelumnya, Cek Mad mengaku menerima laporan dari Kepala Desa Razali tentang kondisi Darmiati.

Di depan Darmiati, Bupati menelepon Kepala Dinas Sosial Aceh Utara, Jailani. Dia memerintahkan Jailani memberikan bantuan kursi roda dan rumah layak huni untuk warga miskin itu.

Cek Mad mengunjungi rumah Darmiati di kawasan pedalaman Aceh Utara itu setelah menerima laporan dan selembar foto Darmiati. Bersama rombongan Komite Peralihan Aceh (KPA), dia mendengarkan keluhan Darmiati.

Selain itu, dia juga memberikan sejumlah uang tunai untuk kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) wanita itu.

“Nyo lon jok bantuan ke droeneuh kon lon neuk jak ek ke bupati lom, tapi nyoe tanggung jaweb lon sebagai pemimpin di Aceh Utara saat nyo. (Saya serahkan bantuan ini bukan karena saya mau mencalonkan lagi sebagai bupati, tetapi ini karena tanggung jawab saya sebagai pemimpin Aceh Utara saat ini),” kata Cek Mad.

Pria berkumis ini meminta agar kepala desa segera melaporkan kondisi warganya yang kurang mampu pada pemerintah.

“Laporkan kondisi keluarga yang benar-benar kurang mampu pada saya. Insha Allah segera saya tangani,” pungkasnya.