Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa terhadap Polisi, Korban Pengeroyokan Ancam Carok Massal

Kompas.com - 16/03/2016, 22:28 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Enam hari Moh Nur Holis (47), warga Bunangka Timur, Desa Pasanggar, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, terkapar di Puskesmas Kecamatan Pegantenan akibat luka bacok di sekujur tubuhnya. Nur dikeroyok puluhan orang bercelurit di rumahnya pada Kamis (10/3/2016) lalu.

Hari ini, Rabu (16/3/2016), Nur Holis sudah pulang ke rumahnya meskipun lukanya masih belum pulih total. Untuk berjalan, Nur Holis masih harus dibantu orang lain.

Namun, bicaranya tetap lantang mengingat kejadian pembacokan di dalam rumahnya sendiri yang belum diketahui duduk persoalan yang sebenarnya. Kekesalan yang paling dirasakan Nur Holis karena Polres Pamekasan belum menangkap seorang pun pelaku yang sudah mengeroyoknya.

"Kalau polisi tidak bisa mengatasai masalah sesuai hukum, maka jangan salahkan saya balas dendam dengan cara carok massal," kata Nur saat ditemui Kompas.com di kediamannya.

Nur dibantu anaknya Nuruddin (24) sudah berkali-kali meminta perkembangan kasus pengeroyokan di rumahnya ke Polsek Pegantenan dan Polres Pamekasan. Namun, alasannya tidak memuaskan.

Peristiwa pengeroyokan tersebut bermula saat Nuruddin pulang dari Kota Pamekasan menuju rumahnya untuk mengantar Nur Holis berobat karena sakit mendadak.

Sampai di Jalan Raya Desa Palesanggar, Nuruddin menghentikan motornya karena ditelepon keluarganya agar bertemu di Pamekasan. Sebab, ayahnya sudah dalam perjalanan berobat ke Pamekasan.

"Saat saya berhenti, ada mobil juga berhenti di depan. Tiba-tiba sopir bernama Mat Rosul memaki-maki saya bahkan menantang duel carok sampai menyebut kakek buyut saya ditantang carok," kata Nuruddin.

Namun, Nuruddin tidak menghiraukan makian Mat Rosul karena konsentrasi ke ayahnya yang mau dibawa berobat. Setelah puas memaki-maki, Mat Rosul kemudian pergi meninggalkan Nuruddin.

Nuruddin kemudian menyusul ayahnya ke tempat berobat. Usai mengantar ayahnya berobat, Nurudin mendatangi rumah Mat Rosul menanyakan maksud makiannya di jalan. Namun, Mat Rosul justru memukul Nurudin. Pukulan Mat Rosul berhasil ditangkis Nuruddin.

Kesal, Mat Rosul kemudian memukul kedua kalinya. Nuruddin pun membalas memukul. Terjadilah keributan di rumah Mat Rosul. Nurudin kemudian pulang ke rumahnya.

Satu jam kemudian, lebih kurang 30 orang mendatangi rumah Nur Holis lengkap dengan celurit yang sudah terbuka dari sarungnya. Nur Holis yang masih sakit kemudian dipegang tiga orang agar tidak bisa bergerak. Satu orang menebaskan celurit ke kepalanya.

Nur Holis berusaha melepaskan diri. Nur Holis lari ke emper rumahnya, tetapi kemudian ditebas lagi dan kena di bagian kakinya. Menyusul kemudian tebasan selanjutnya mengenai lengan, lutut, dan jari jempolnya.

"Saya masih ingat semua pelakunya, tapi tak ada satu pun yang ditahan polisi. Mereka sudah saya laporkan semua," kata Nur Holis.

Harapan Nur Holis, polisi segera bertindak agar para pelaku tidak kebal hukum. Jika polisi tidak bertindak, pihaknya mengancam akan membalas dengan mengerahkan semua keluarganya untuk carok massal.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Pamekasan Ajun Komisaris Osa Maliki mengatakan, kasus ini masih dalam proses. Lambannya proses karena kedua belah pihak sama-sama melapor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com